Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Selasa, 19 Januari 2021 | 17:34 WIB
Aisyah Allisa, bocah 10 tahun yang menjalani karantina di Rumah Lawan Covid-19, Tangsel, Selasa (19/1/2021). Dia menjadi yatim piatu lantaran ibunya meninggal terpapar Covid-19, Sabtu (16/1/2021). [Suara.com/Wivy]

SuaraJakarta.id - Kisah pilu dialami oleh Aisyah Allisa, bocah di Kota Tangerang Selatan. Di usia 10 tahun, ia harus jadi yatim piatu gara-gara Covid-19.

Ibundanya, Rina Darmakusumah (46), belum lama ini meninggal dunia dengan status diduga terpapar Covid-19, Sabtu (16/1/2021).

Sementara sang ayah sudah meninggal lebih dulu beberapa tahun lalu.

Kini Aisyah sedang menjalani karantina di Rumah Lawan Covid-19, Ciater, Serpong sejak Minggu (17/1/2021).

Baca Juga: Benarkah Stres Bikin Efikasi Vaksin Covid-19 Jadi Menurun? Ini Faktanya

Dia dinyatakan positif Covid-19 dari hasil swabnya di RS Siloam Hospital.

Sambil didampingi sejumlah pasien yang sedang dikarantina, Aisyah bercerita kepada sejumlah wartawan melalui sambungan telepon seluler.

Ibunya, Rina, meninggal di dalam kontrakan mereka di Jalan Bhayangkara blok E 26 No 15, RT 01/18 Kelurahan Benda Baru, Kecamatan Pamulang.

Aisyah bercerita, ibunya itu sempat mengeluh sesak nafas dan batuk-batuk.

"Sesak nafas dan batuk. Sudah dua minggu. Sempat berobat dan pulang, gak mau dirawat. Mamah gak tahu kena Covid. Bilangnya non-reaktif," katanya bercerita, Selasa (19/1/2021).

Baca Juga: Airlangga Tidak Jujur Soal Covid-19, IDI: Membantu Upaya Tracing Itu Mulia

Saat ibunda menghembuskan napas terakhir di dalam kontrakan, Aisyah pun minta tolong kepada para tetangga sambil menangis.

"Waktu meninggal Aisyah di rumah. Tinggal di rumah berdua, ayah meninggal lebih dulu," tutur Aisyah.

Aisyah Allisa, bocah 10 tahun yang menjalani karantina di Rumah Lawan Covid-19, Tangsel, Selasa (19/1/2021). Dia menjadi yatim piatu lantaran ibunya meninggal terpapar Covid-19, Sabtu (16/1/2021). [Suara.com/Wivy]

Di Tangsel, Aisyah tak memiliki kerabat atau saudara. Baik dari keluarga ibu maupun ayah.

Tetapi, Aisyah mengaku, memiliki dua kakak kandung yang saat ini tinggal bersama sang nenek di Jakarta.

"Keluarga ada di Jakarta sama di Bangka Belitung. Aisyah punya dua kakak. Dua-duanya tinggal sama eyang di Jakarta. Kakak paling besar 21 tahun, sudah kerja. Kakak sudah ngehubungin Aisyah, setiap hari. Jakartanya di Kedoya," ungkap Aisyah.

Aisyah tinggal bersama ibunya sekira 4 tahun di kontrakan. Ibunya, Rina, diketahui bekerja sebagai penjual online mulai dari tas hingga seragam.

"Mamah kerja jualan online. Baju buat kerja dan Aisyah sering bantu kemasin," tutur anak yang bercita-cita sebagai dokter gigi.

Diketahui, Aisyah datang ke RLC untuk menjalani karantina itu diantar oleh pihak RT tempat dia tinggal.

Rasa duka masih terlihat di mata Aisyah yang terlihat habis menangis.

Di RLC, dia mengaku, mendapat keluarga baru. Terkini, dia juga mengaku, kondisi tubuhnya sehat.

Usai menjalani karantina sekira 14 hari, Aisyah masih kebingungan akan pulang ke mana.

Tetapi, dia sempat bilang akan pulang ke kontrakannya terlebih dahulu untuk beres-beres pakaian dan lainnya.

"Sudah enggak terlalu sedih, karena banyak teman dan banyak aktivitas. Kalau sudah sembuh enggak tahu ke mana. Kemarin yang bantuin Pak RT. Pengennya sih sama kakak Alma di Jakarta," papar Aisyah.

Terpisah, Ketua RT tempat Aisyah tinggal, Agung Nugroho menuturkan, pihaknya mengetahui Rina meninggal di dalam kontrakan setelah Aisyah mendatangi dirinya sambil menangis dan meminta bantuan.

"Anaknya (Aisyah) datang menjelang Maghrib nangis-nangis minta tolong. Setelah itu saya ke rumahnya dan Rina sudah tergeletak. Lalu di cek oleh salah satu warga menggunakan APD ternyata sudah meninggal," katanya dikonfirmasi melalui telepon seluler, Selasa (19/1/2021).

Agung menuturkan, usai kejadian itu, pihaknya langsung membawa Aisyah untuk tes swab dan hasilnya positif Covid-19.

Sementara ibunya, Rina, diketahui positif dari berkas hasil pemeriksaan bahwa yang ditemukan di dalam rumahnya menerangkan positif Covid-19.

"Setelah diketahui positif, Aisyah langsung diantar ke RLC untuk dikarantina. Selama dikarantina, kebutuhan Aisyah kami yang bertanggung jawab," pungkasnya.

Aisyah Allisa, bocah 10 tahun yang menjalani karantina di Rumah Lawan Covid-19, Tangsel, Selasa (19/1/2021). Dia menjadi yatim piatu lantaran ibunya meninggal terpapar Covid-19, Sabtu (16/1/2021). [Suara.com/Wivy]

Kisah pilu yang dialami Aisyah, bocah 10 tahun yang jadi yatim piatu usai ibunya wafat karen Covid-19, memantik perhatian banyak pihak. Terutama para wartawan di Tangsel yang mengetahui kisah Aisyah.

Bahkan, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Tangsel pun mulai menggalang dana sebagai bentuk peduli terhadap Aisyah.

Penggalangan dana 'PWI Peduli' itu bakal berlangsung selama tiga hari, Senin-Rabu (18-20/1/2021).

Selain itu, para penyintas Covid-19 yang tergabung dalam Forum Rumah Lawan Covid-19 (FRLC) pun turut menggalang donasi untuk Aisyah.

Kontributor : Wivy Hikmatullah

Load More