Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Senin, 25 Januari 2021 | 07:15 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berbincang dengan pihak RSUD Cengkareng, Jakarta Barat, Sabtu (23/1/2021). [Instagram@aniesbaswedan]

SuaraJakarta.id - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengingatkan masyarakat untuk patuhi protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19. Di antaranya memakai masker.

Anies mengatakan, dirinya memahami bahwa memakai masker membuat masyarakat jadi tidak nyaman.

Namun hal itu demi kesehatan masyarakat itu sendiri.

Sebab, Anies yang pernah terpapar Covid-19, meyakinkan masyarakat bahwa terkena Covid-19 jauh lebih tidak enak.

Baca Juga: Kisah Anies Lihat Pasien Covid-19 Meninggal: Virus Bukan Fiksi, Ini Nyata

Hal itu dinyatakan Anies dalam postingan terbaru di Instagram pribadinya saat mengunjungi RSUD Cengkareng, Jakarta Barat.

"Pakai masker itu tidak nyaman, tapi ingatlah, terkena Covid-19 itu jauh lebih tidak nyaman," tulisnya di Instagram @aniesbaswedan.

"Berjarak, tak bersalaman dengan keluarga itu terasa aneh, tapi ingatlah terpisah untuk isolasi bahkan berpisah selamanya itu jauh amat tidak nyaman. Jadi jangan lelah, jangan lengah."

"Sekali lagi, virus itu bukan fiksi. Ini semua adalah nyata. Lindungi diri, lindungi keluarga, lindungi semua," Anies menambahkan.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyapa tenaga kesehatan (nakes) di RSUD Cengkareng, Jakarta Barat, Sabtu (23/1/2021). [Instagram@aniesbaswedan]

Dalam postingan itu, Anies membagikan kisahnya melihat jenazah pasien Covid-19 di Ruang ICU RSUD Cengkareng yang belum lama menghembuskan napas terakhir.

Baca Juga: Pandang Jenazah Pasien, Anies Baswedan: Covid-19 Itu Bukan Fiksi

Anies menjelaskan, peristiwa itu terjadi pada, Sabtu (23/1/2021) sekitar pukul 14.00 WIB di RSUD Cengkareng.

Ia memantau pasien Covid-19 di ruang ICU melalui layar monitor di ruang kontrol RSUD Cengkareng.

"Pasien itu baru saja ditutup kain putih. Ikhtiar manusia berhenti di situ. Semua alat dilepas, ia telah jadi jenazah. Kematian dalam kesendirian, tanpa ada keluarga di sampingnya," tulisnya.

"Peristiwa itu dekat. Apalagi kain putih itu menutup wajah dan badan orang yang kita kenal. Momen yang tak berjarak," lanjutnya.

Anies menambahkan, dirinya kemudian menemui keluarga korban pasien Covid-19 yang meninggal untuk berbelasungkawa.

Dirinya turut merasakan kepedihan yang teramat dalam yang dirasakan korban korban.

"Tidak lama kemudian, Kami menemui keluarganya di depan pintu ruang jenazah. Duka mereka terasa teramat dalam. Sesuatu yang tak pernah mereka bayangkan akan terjadi secepat itu. Kebersamaan dan gelak tawa berpuluh tahun keluarga itu, kini tersimpan menjadi kenangan."

"Dalam hitungan jam, menjelang Maghrib, jasad itu telah tiba di pemakaman dan siap dimasukkan ke peristirahatan terakhirnya di liang kubur," tulisnya.

Anies Baswedan memandangi jenazah Covid-19 dari layar monitor CCTV (Instagram/AniesBaswedan).

Dalam postingan tersebut, Anies pun mengingatkan kepada warga bahwa Covid-19 adalah nyata.

Menurutnya, saat ini penyebaran terbanyak berasal dari klaster keluarga. Dan terbanyak yang menderita berasal dari kalangan muda.

"Teman-teman semua, ini bukan fiksi dan bukan sekadar angka statistik. Ini akhir dari sebuah perjalanan anak manusia yang diterpa wabah: bermula dari tertular Covid-19 dan berujung pada kematian."

"Penularan terbanyak saat ini menimpa klaster keluarga. Satu orang terpapar, lalu menularkan pada anggota keluarga lain," tuturnya.

"Fakta saat ini, paling banyak yang terpapar adalah usia muda, tapi paling banyak meninggal adalah usia tua. Janganlah jadi penular. Ikutlah mencegah penularan."

Anies juga berharap agar masyarakat mengurangi kegiatan di luar rumah. Kecuali ada kegiatan mendesak dan mendasar.

Saat pulang, kata Anies, agar menaati protokol kesehatan. Seperti mencuci tangan, memakai masker dan hindari kontak fisik dengan keluarga.

Load More