SuaraJakarta.id - Harga cabai rawit merah di sejumlah pasar tradisional di DKI Jakarta meroket. Faktor cuaca jadi penyebab utama.
Kepala Pasar Induk Kramat Jati, Agus Lamun, menyebut kenaikan harga cabai rawit disebabkan proses pemetikan di daerah penghasil yang terkendala cuaca.
"Ini karena lebih kepada pengaruh cuaca yang menyebabkan terkendalanya proses pemetikan di petani. Sehingga pasokan sangat sedikit dan berdampak pada harga perolehan yang juga tinggi di daerah," ungkapnya dilansir dari Antara, Rabu (27/1/2021).
Agus menerangkan, dampak dari kondisi itu membuat pasokan yang masuk ke pasar induk relatif sedikit dibandingkan dengan pasokan ideal sesuai permintaan konsumen di Jakarta.
Berdasarkan laman infopangan.jakarta.go.id, Rabu siang, harga cabai rawit merah rata-rata Rp 80.122 per kilogram (kg).
Harga tertinggi cabai rawit merah di Pasar Petojo Ilir, Jakarta Pusat, sebesar Rp 95 ribu per kg.
Sedangkan harga terendah di Pasar Baru Metro Atom, Jakarta Pusat, Rp 40 ribu per kilogram.
Di sisi lain, harga cabai rawit merah di Pasar Induk Kramat Jati naik sekitar Rp 1.000 menjadi Rp 67 ribu per kg.
Agus memaparkan, stok cabai rawit merah di Pasar Induk Kramat Jati berkisar 22 ton. Lalu cabai rawit hijau 3 ton, cabai merah keriting 28 ton, dan cabai merah besar 7 ton.
Baca Juga: Harga Cabai Rawit Melambung, Pemprov DKI Gelar Gerakan Pangan Murah
"Stok kita untuk di Jakarta sampai hari ini masih relatif aman. Berdoa saja semoga kondisi cuaca kembali normal dan petani juga bisa panen dengan banyak sehingga pasokan dan harga kembali normal," katanya.
Secara terpisah, Humas Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Jaya, Gatra Vaganza mengatakan, kenaikan harga cabai rawit merah di mayoritas pasar tradisional Jakarta masih relatif wajar.
"Biasanya yang mempengaruhi harga itu ada tiga, produksi distribusi dan permintaan konsumen. Namun sejauh ini situasi harga cenderung normal," katanya.
Berita Terkait
-
Begini Tampang Oknum Ormas Berinisial PP yang Intimidasi Kepala Keamanan Pasar Induk Kramat Jati
-
Sekuriti Pasar Hampir Dipukuli Ormas, Kisah Kelam Pungli di Pasar Induk Kramat Jati Terungkap
-
Keluhkan Pungli Preman Berkedok Ormas di Pasar Induk Kramat Jati, PKL Harus Setor Rp1 Juta Sebulan
-
Purnawirawan Polri Kepala Keamanan Pasar Induk Kramat Jati Diintimidasi Ormas
-
Harga Cabai Rawit Merah Melonjak, Mentan: Biarlah Petani Bernapas
Terpopuler
- Lagi Jadi Omongan, Berapa Penghasilan Edi Sound Si Penemu Sound Horeg?
- Tanpa Naturalisasi! Pemain Rp 2,1 Miliar Ini Siap Gantikan Posisi Ole Romeny di Ronde 4
- 5 Pemain Timnas Indonesia yang Bakal Tampil di Kasta Tertinggi Eropa Musim 2025/2026
- Brandon Scheunemann Jadi Pemain Paling Unik di Timnas Indonesia U-23, Masa Depan Timnas Senior
- Siapa Sebenarnya 'Thomas Alva Edi Sound Horeg', Begadang Seminggu Demi Bass Menggelegar
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Murah Samsung dengan Fitur USB OTG, Multifungsi Tak Harus Mahal
-
Bukalapak Merana? Tutup Bisnis E-commerce dan Kini Defisit Rp9,7 Triliun
-
Investasi Kripto Makin Seksi: PPN Aset Kripto Resmi Dihapus Mulai 1 Agustus!
-
9 Negara Siaga Tsunami Pasca Gempa Terbesar Keenam Sepanjang Sejarah
-
Bantah Sengaja Pasang 'Ranjau' untuk Robi Darwis, Ini Dalih Pelatih Kim Sang-sik
Terkini
-
Pungli Berkedok Seragam di SMKN 8 Tangsel, Bayar Rp2,7 Juta, Kuitansi Tanpa Stempel
-
5 Alasan Krusial Mengapa Wajib Memakai Pelembap Sebelum Make Up
-
Hindari 5 Warna Cat Ini Agar Ruang Tamu Mungil Tidak Terasa Sempit
-
Rahasia MUA: 5 Bedak Premium Kunci Riasan Pengantin Flawless dan Anti-Geser
-
Indonesia Bicara Baik: Membangun Narasi Positif di Tengah Kebisingan Digital