Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah | Fakhri Fuadi Muflih
Minggu, 14 Februari 2021 | 22:24 WIB
Gubernur Anies Baswedan saat bertemu korban banjir Jakarta di Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis (2/1/2020). (Suara.com/Fakhri Fuadi)

SuaraJakarta.id - Pengamat tata kota Universitas Trisakti Nirwono Joga menilai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak serius menangani banjir.

Imbasnya, banjir besar diperkirakan bisa lagi terjad kapan saja di ibu kota.

Menurut Nirwono, ketidakseriusan Anies terlihat dalam membenahi kawasan bantaran kali Ciliwung seperti di Pejaten Timur, Kebon Pala, Bidara Cina, dan Kebon Baru Tebet.

Daerah tersebut dikatakannya merupakan daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung.

Baca Juga: Mentahkan Klaim Pemprov DKI, Ahli Tata Kota: Anies Gagal Tangani Banjir

Karena tak ada pembenahan yang signifikan, maka daerah itu terendam banjir karena datangnya air kiriman dari wilayah hulu.

Menurutnya jika Anies memprioritaskannya, maka banjir seperti pekan lalu tak akan terjadi.

"Kesimpulannya Gubernur DKI tidak serius menangani banjir di Jakarta," ujar Nirwono saat dikonfirmasi, Minggu (14/2/2021).

Tak hanya banjir Jakarta seperti pekan lalu, jika Anies tak fokus menangani bantaran kali, maka banjir besar akan terjadi.

Hal ini disebutnya pernah kejadian saat awal 2017 ketika masa pertama Anies memimpin.

Baca Juga: Anies Hilangkan Program Normalisasi Sungai di Jakarta, Begini Respon Ahok

"Jakarta akan lumpuh karena terjadi banjir besar seperti yang terjadi tahun 1996, 2002, 2007, 2013 dan 2017," jelasnya.

Kondisi banjir ini bisa terjadi ketika tiga sumber luapan air datang bersamaan, yakni curah hujan dengan intensitas tinggi, pasang air laut, dan air kiriman dari wilayah hulu.

"Jika pada saat bersamaan wilayah Bodetabek hujan lebat, seluruh wilayah DKI hujan deras, dan pantai Utara Jakarta terjadi air pasang (banjir rob) maka bisa dipastikan banjir besar akan terjadi," pungkasnya.

Load More