SuaraJakarta.id - Asep (28), salah satu anak almarhum Munir yang rumahnya terisolasi pagar beton di kawasan Tajur, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang, mengaku kesulitan beraktivitas.
Sebab, untuk keluar masuk rumah, ia tak hanya harus melewati satu pagar beton setinggi dua meter tersebut. Melainkan dua tembok.
Belum lagi di salah satu pagar beton juga dipasangi kawat berduri. Sontak kondisi ini membuat aktivitasnya terhambat.
Saat disambangi SuaraJakarta.id—grup Suara.com—Minggu (14/3/2021), Asep pun menceritakan kronologi rumah keluarganya di Ciledug itu terisolasi dipagar beton oleh ahli waris pemilik tanah, Asrul Burhan alias Ruli.
Asep menuturkan, keluarganya membeli rumah tersebut pada tahun 2016. Saat itu, almarhum ayahnya membeli melalui pelelangan.
Keluarganya tak mengetahui saat pembelian rumah tersebut, ternyata tak bersama jalanan yang ada di depan rumah mereka.
Pada Oktober 2019, salah satu anak ahli waris pemilik tanah, Ruli, membangun dua tembok betok di sepanjang jalan gang rumahnya.
Saat pertama kali dibangun, pihak Ruli masih memberikan akses keluar masuk rumah untuk keluarga Munir dengan lebar 2,5 meter.
Konflik mulai terjadi saat banjir melanda kawasan itu pada 21 Februari 2021 lalu. Pagar beton tersebut roboh.
Baca Juga: Kronologi Akses Rumah Warga di Ciledug Dipagar Beton
Ruli menduga robohnya pagar beton itu karena dihancurkan oleh keluarga almarhum Munir.
"Sekitar tanggal 24 Februari lalu dibangun (kembali) lah itu pagar beton dan ditutup total," ujar Asep saat ditemui awak media di kediaman keluarganya.
Asep mengatakan, sejak penutupan total dengan pagar beton itu, tak hanya dirinya yang kesulitan beraktivitas. Empat anak-anak yang masih keluarganya yang tinggal di rumah tersebut juga terhambat aktivitasnya.
"Jangankan tukang sayur, buang sampah aja susah. Ini sudah numpuk. Tukang sampah juga jalan aja, soalnya nggak ada akses masuk ke dalam sini," ujarnya.
Sebelum ditutup total pagar beton, keempat anak tersebut disebut Asep masih bisa beraktivitas normal dengan anak-anak tetangga lainnya.
Kini, keempat anak itu hanya bisa bermain di sekitaran rumah saja.
Berita Terkait
-
Okto Maniani Kecam Aksi Rasis terhadap Yakob Sayuri, Desak PSSI Bertindak Tegas
-
Lima Laga Tanpa Kemenangan, Persita Tangerang Optimalkan Jeda Kompetisi untuk Tingkatkan Akurasi
-
Gudang Narkoba dan Senpi di Apartemen Mewah Tangerang Terbongkar, 'Koleksi' Pelaku Bikin Ngeri
-
Sadis! Komplotan Perampok di Tangsel Keroyok Korban, Disekap di Mobil Sambil Dipaksa Cari Orang
-
Utang Rp500 Ribu Berujung Maut: Dibentak dan Diludahi, SA Gorok Leher Teman Saat Tertidur
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
10 Mobil Bekas untuk Mengatasi Rasa Bosan Berkendara bagi yang Suka Ngebut
-
Insiden Mobil SPPG di SDN Kalibaru 01, BGN Turun Tangan Lakukan Penanganan Penuh
-
Ahli NHM Paparkan Teknologi Eksplorasi Emas Modern kepada Civitas Akademika ITS
-
Pramono Anung Ungkap Destinasi Baru Wisatawan Datang ke Jakarta
-
7 Mobil Bekas untuk Mengatasi Kelelahan Berkendara bagi Orang Tua dan Pensiunan