Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Senin, 15 Maret 2021 | 20:49 WIB
Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Deonijiu de Fatima usai meninjau lokasi akses rumah ditutup pagar beton di Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang, Senin (15/3/2021). [Suara.com/Wivy Hikmatullah]

Diberitakan sebelumnya, Asrul Burhan, ahli waris pemilik tanah, mengklarifikasi alasannya membangun pagar beton yang berdampak terisolasinya aktivitas keluarga almarhum Munir di Jalan Akasia No 1 RT 04/03 Kelurahan Tajur, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang.

Pria yang akrab disapa Ruli ini mengatakan, di sepanjang pagar beton itu berdiri merupakan tanah milik almarhum ayahnya, Anas Burhan. Tanah tersebut masih berupa Akta Jual Beli (AJB).

Ruli mengungkapkan, dirinya tak pernah mengaku-ngaku sebagai pemilik tanah. Sebab, ia masih memiliki sejumlah adik keturunan ayahnya.

"Iya saya (selamatkan tanah ayah). Belum (pecah waris), saya berempat masih hidup. Kita enggak pernah bikin akta waris. Jadi saya enggak bisa buktikan saya pemilik tanah itu," kata Ruli saat ditemui SuaraJakarta.id—grup Suara.com—dan beberapa media lainnya di kediamannya, Minggu (14/3/2021) sore.

Baca Juga: Dalam 1-2 Hari, Pagar Beton yang Kurung Rumah Warga Ciledug Akan Dibongkar

Asrul Burhan atau yang akrab disapa Ruli, salah satu ahli waris pemilik tanah, saat ditemui beberapa awak media di kediamnannya, Minggu (14/3/2021). [Suara.com/Muhammad Jehan Nurhakim]

Ruli menjelaskan, awal mula ia membangun pagar beton di tanah milik ayahnya itu pada tahun 2019.

Saat itu, ia masih memberikan akses jalan selebar 2,5 meter untuk aktivitas keluarga almarhum Munir.

Kisruh mulai terjadi saat banjir melanda kawasan tersebut pada 21 Februari 2021. Pagar beton itu roboh.

Ruli menduga tembok beton itu roboh karena dihancurkan oleh keluarga almarhum Munir.

Pihak keluarga Munir, kata Ruli, sempat menyatakan bahwa pagar beton itu roboh karena terpaan banjir.

Baca Juga: Warga Ciledug Terisolasi Pagar Beton, Wali Kota Tangerang: Bongkar Pagarnya

"Tiba-tiba pagar saya roboh. Saya tanya, 'Enggak-enggak, saya engga tahu'. (Lalu saya bilang) 'Padahal mbak tinggal di situ'," ucap Ruli menirukan percakapannya dengan salah satu keluarga Munir.

Load More