SuaraJakarta.id - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengaku tak mengetahui pembelian lahan seluas 70 hektare yang dilakukan Perumda Pembangunan Sarana Jaya pada dua tahun terakhir. Ia mengaku baru akan memeriksanya.
Pembelian tanah ini terungkap saat Komisi B DPRD DKI menggelar rapat dengar pendapat bersama Sarana Jaya terkait kasus korupsi Direktur Utama nonaktif Sarana Jaya Yoory C Pinontoan. Namun BUMD itu tak bisa menjelaskan rincian dari pembelian tanah tersebut.
"Terkait lahan yang disampaikan dibeli sarana jaya 70 hektare nanti kami akan cek sendiri," ujar Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (19/3/2021).
Menurut Riza, perlu diperiksa lagi rincian dari pengadaan lahan itu. Mulai dari lokasi hingga pada tahun berapa saja pembelian dilakukan hingga Sarana Jaya punya aset tanah seluas itu.
Baca Juga: Anies Sudah Gelontorkan Uang hingga Rp1 Triliun, Formula E Digelar 2022
"Apakah dua tahun, tiga tahun apa 4 tahun kebelakang kita memperoleh 70 hektare yang dibeli Sarana Jaya kita akan cek di mana dan sebagainya," tuturnya.
Memang, kata Riza, Sarana Jaya bertugas untuk melakukan pembangunan perumahan yang berarti membutuhkan pembelian lahan. Sarana Jaya juga ditunjuk membangun rumah susun untuk program hunian DP 0 rupiah yang belakangan menyeret Yoory ke kasus korupsi.
"Sarana jaya memiliki kewenangan yang mendapat tugas membeli lahan dalam rangka bank tanah. Tanah tersebut dapat digunakan untuk kepentingan masyarkaat banyak di antaranya membangun rusun dan sebagainya," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Abdul Aziz mengatakan Perumda Pembangunan Sarana Jaya sudah membeli lahan seluas 70 hektare. Namun pengadaan itu untuk apa saja dan bagaimana, tak pernah dijelaskan.
Aziz mengatakan pembelian lahan 70 hektare itu dilakukan dalam waktu dua tahun ini. Ia mengetahuinya saat memanggil Sarana Jaya untuk dimintai keterangan terkait kasus korupsi Direktur Utama nonaktif Sarana Jaya Yoory C Pinontoan.
Baca Juga: Parah! Rumah DP 0 Rupiah Anies Baswedan Disebut Mirip Kuburan dan Penjara
Namun rapat itu ditunda selama dua pekan karena kurangnya kesiapan dari pihak Sarana Jaya. Ia meminta pada rapat selanjutnya, dibawakan data yang lengkap mengenai pembelian lahan itu.
"Kami ingin tahu lebih detail 70 ha ini dimana lokasinya dan untuk apa. Selain itu apakah ada permasalahan dengan tanah tanah itu," ujar Aziz di gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (15/3).
Menurut Aziz, selama ini pihak Sarana Jaya tak pernah terbuka mengenai pembelian lahan itu. Ia merasa kesulitan menelaah kasus Yoory karena terjadi bukan di masa DPRD periode sekarang.
"Selama ini kan tidak pernah dibuka, kita tahunya ini lancar lancar aja, termyata setelah kasus ini kita lihat ini ada potensi penyalahgunaan," katanya.
Karena itu kali ini ia meminta agar DPRD dan Badan Pembinaan Badan Usaha Milik Daerah (BPBUMD) memberikan pengawasan lebih. Politisi PKS ini tak ingin kedepannya terjadi lagi masalah serupa karena kurangnya keterbukaan dari BUMD.
"Kami tidak ingin hal ini berulang. Bukan hanya di Sarana Jaya tapi BUMD yang lain," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Riza Patria Sibuk Usai Dilantik Jadi Wamendes, RK: Tim Pemenangan Lapis Dua Kencang Kerjanya
-
Riza Patria Jadi Calon Wamen, RK: Bukti Ketua Timses RIDO Bukan Kaleng-kaleng
-
251 Kelompok Relawan Dukung RK-Suswono, Timses Minta Tak Ada yang Sebar Hoaks
-
Riza Patria: Tim Pemenangan RIDO Sudah Siap Tempur!
-
Sudah Setor ke KPU DKI Jakarta, Ini Susunan Tim Sukses Pasangan Ridwan Kamil-Suswono
Tag
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
Terkini
-
HUT KORPRI, ASN Diharapkan Lebih Adaptif dengan Perkembangan Teknologi
-
Mas Dhito Dukung Penyandang Tuna Netra Wujudkan Mimpi ke Perguruan Tinggi
-
Eks Pendukung Deny-Mudawamah Putar Haluan ke Dhito-Dewi
-
Perkuat Perda-Perkada, Pemkab Kediri Tingkatkan Kompetensi ASN lewat Diklat Legal Drafting
-
Pemkab Kediri Angkat Duta Genre Sebagai Role Model bagi Lingkungan Remaja