Scroll untuk membaca artikel
Erick Tanjung
Rabu, 07 April 2021 | 18:56 WIB
Hari pertama uji coba sekolah tatap muka di Jakarta, Rabu (7/4/2021). (Suara.com/Tio)

Seminggu sekali

Para pelajar yang mengikuti kelas secara langsung itu tidak dilaksanakan setiap hari.

Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah 2 Jakarta Selatan Adb Rachem mengatakan dalam uji coba ini, pelajar hanya mengikuti pelajaran satu kali seminggu, rencananya mulai pukul 07.00-11.00 WIB hingga 29 April 2021.

Di SMKN 15 Jakarta misalnya memiliki jumlah pelajar sebanyak 468 orang, namun tidak semuanya mengikuti uji coba itu karena syarat harus 50 persen dari kapasitas.

Dalam uji coba itu, hanya 112 pelajar yang siap mengikuti uji coba belajar tatap muka.

Baca Juga: Wagub DKI: Hanya 20 persen Orang Tua Izinkan Anaknya Sekolah Tatap Muka

Adapun pengaturannya dalam uji coba sekolah tatap muka itu untuk pelajar tingkat SMA/SMK diikuti kelas X, XI dan XII.

Sedangkan tingkat SMP diikuti kelas VII, VIII, dan IX dan tingkat SD diikuti oleh siswa kelas IV, V dan VI.

Sebagian pelajar di kelas tersebut mengikuti uji coba belajar tata muka bergiliran dengan jadwal bergiliran pada Senin, Rabu dan Jumat.

Pada Selasa, Kamis dan Sabtu, kata dia, ruangan kelas akan dibersihkan dan disemprot disinfektan.

Di ruang kelas pun, para siswa dibagi dua agar memenuhi syarat 50 persen dari kapasitas, atau rata-rata satu kelas diisi 10-15 pelajar.

Baca Juga: Hari Pertama Sekolah Tatap Muka, JIS Lengkapi Kelas dengan Penjernih Udara

Susunan meja belajar juga diatur dengan jarak dan sebagian kelas utamanya untuk praktek, setiap meja diberi pembatas berupa kaca transparan.

Tak ketinggalan, para pelajar tetap menggunakan masker dan melengkapi diri dengan sanitasi tangan.

Di DKI Jakarta sebanyak 85 sekolah memenuhi syarat untuk melakukan uji coba belajar tatap muka mulai dari SD, SMP, dan MTS, SMA/SMK.

Dari jumlah itu, sebanyak 25 sekolah di antaranya berada di Jakarta Selatan.

Sekolah-sekolah tersebut bukanlah sekolah yang ditunjuk pemerintah melainkan mereka yang benar-benar siap dari sisi sarana prasarana termasuk penerapan protokol kesehatan, komunikasi kepada orang tua murid hingga kesiapan guru.

Para guru, kata dia, juga mendapatkan prioritas untuk menjalani vaksinasi.

Load More