SuaraJakarta.id - Sejarah Jakarta atau Sejarah Kota Jakarta. Dari pusat perdagangan di zaman penjajahan Belanda dengan diduduki VOC, kini Jakarta yang tumbuh sebagai kota metropolitan dan Ibu Kota Negara Indonesia.
Bagaimana awal mula berdiri Kota Jakarta? Serta apa arti nama Jakarta?
Keberadaan kota Jakarta dimulai dari estuari sungai Ciliwung, dibagian barat laut Jawa, sebagai pemukiman dan pelabuhan Hindu.
Di mana pada awalnya kota Jakarta dikenal dengan nama Sunda Kelapa karena kota ini dahulunya dikuasai oleh kerajaan Sunda yang merupakan pecahan dari kerajaan Tarumanegara.
Berikut ini adalah kronologi singkat keberadaan kota Jakarta meliputi beberapa kali pergantian nama:
Sunda Kelapa (Abad ke-5)
Menurut naskah Wangsakerta kerajaan Sunda merupakan kerajaan yang berdiri menggantikan kerajaan Tarumanegara, yang didirikan oleh Tarusbawa pada tahun 591 Caka Sunda (669 Masehi) daerahnya meliputi wilayah yang sekarang menjadi Provinsi Banten, Jakarta, Jawa Barat, dan bagian barat Jawa tengah.
Sunda Kelapa adalah pelabuhan terpenting bagi kerajaan Sunda. Sunda Kelapa menjadi kota pelabuhan yang sangat sibuk dengan arus perdagangan, yang dikunjungi pedagang dari Cina, India, Arab dan Eropa. Unsur utama nama kota ini adalah Sunda dengan sumber sejarah merujuk pada prasasti Kebon Kopi II, yang diyakini dari kerajaan tersebutlah nama Sunda Kelapa berasal.
Jayakarta (1527- 1619)
Baca Juga: Polisi Tangkap Lagi 11 Simpatisan Rizieq di PN Jaktim, Satu di Antaranya Eks Pengurus FPI
Sunda Kelapa kemudia diduduki oleh Fatahillah setelah mampu menaklukan kerajaan Sunda serta mengusir penjajah portugis, yang kemudian ia mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta. Jayakarta memiliki arti kemenangan yang tegas. Jayakarta | Portal Resmi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Batavia (4 Maret 1619-1942)
Pada tahun 1619, ketika Jan Pieterszoon Coen menyerang kerajaan Banten dan menghancurkan Jayakarta melalui kesepakatan De Heeren Zeventien atau Dewan 17 dari VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia. Nama tersebut berasal dari nama etnis Jermanik yaitu Batavieren yang dianggap sebagai nenek moyang bangsa Belanda serta Jerman.
Belanda melakukan pembangunan kota baru di bagian barat sungai Ciliwung dengan konsep pembangunan kota yang serupa di negara asalnya yang dibangun dalam bentuk blok serta dipisahkan dengan kanal.
Pada zaman tersebut Batavia merupakan pemukiman bagi bangsa Eropa sedangkan bangsa Cina, Jawa, serta penduduk asli lainnya disingkirkan.
Djajakarta (1942-1945)
Tag
Berita Terkait
-
Perjalanan Baru Justin Hubner di Fortuna Sittard Dimulai dengan Kekalahan
-
BRI Super League: Alan Cardoso Kerahkan Kemampuan Maksimal untuk Persija
-
Daftar Lengkap Jadwal BRI Super League 2025, Semua Pertandingan Liga 1 dari Awal Musim
-
Yeo Jin Goo Umumkan Fanmeeting Terakhir Sebelum Wamil di Jakarta!
-
Potret Sukacita Hasto Kristiyanto Usai Bebas dari Rutan KPK
Terpopuler
- Ole Romeny Menolak Absen di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- Tanpa Naturalisasi, Jebolan Ajax Amsterdam Bisa Gantikan Ole Romeny di Timnas Indonesia
- Makna Satir Pengibaran Bendera One Piece di HUT RI ke-80, Ini Arti Sebenarnya Jolly Roger Luffy
- Ditemani Kader PSI, Mulyono Teman Kuliah Jokowi Akhirnya Muncul, Akui Bernama Asli Wakidi?
- Jelajah Rasa Nusantara dengan Promo Spesial BRImo di Signature Partner BRI
Pilihan
-
6 Smartwatch Murah untuk Gaji UMR, Pilihan Terbaik Para Perintis 2025
-
3 Film Jadi Simbol Perlawanan Terhadap Negara: Lebih dari Sekadar Hiburan
-
OJK Beberkan Fintech Penyumbang Terbanyak Pengaduan Debt Collector Galak
-
Tarif Trump 19% Berlaku 7 Agustus, RI & Thailand Kena 'Diskon' Sama, Singapura Paling Murah!
-
Pemerintah Dunia dan Tenryuubito: Antagonis One Piece yang Pungut Pajak Seenaknya
Terkini
-
Semangat Kemerdekaan dalam Fashion: Masih Relevan Setelah 37 Tahun
-
Sosok Presiden Direktur Pertama PT Nissen Chemitec Berpulang dalam Insiden Tragis
-
Bos Perusahaan Otomotif Asal Jepang Tewas dalam Kecelakaan di Tol Karawang Barat
-
Jaringan Sabu 35 Kg Asal China Terbongkar, Diedarkan dari Kos-kosan di Tangsel ke Hotel di Jaksel
-
Pameran Maritim Terbesar di Indonesia: Bukti Produk Lokal Bisa Lebih Unggul