SuaraJakarta.id - Asal usul Condet Jakarta dan legenda Haji Entong, kesatria bercodet atau berwajah codet yang berani menentang Belanda. Haji Entong Gendut dianggap pahlawan untuk warga sekitar Condet.
Kekinian Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta berencana untuk menjadikan kawasan Condet, Kramat Jati, Jakarta Timur, sebagai salah satu tempat wisata, sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Nomor 881 Tahun 2019, yang dalam kunjungan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada 14 Maret 2019 lalu secara langsung menyampaikan keinginannya untuk membuat wilayah perkebunan Condet menjadi tujuan wisata yang memadai sekaligus mengedukasi masyarakat yang lebih layak.
Melalui kekayaan khas Betawi yang tersemat pada Condet, Anies Baswedan mengharapkan masyarakat luas dapat mengetahui sejarah panjang kawasan Condet terutama tentang perkebunan buah Condet.
Lalu seperti apakah sejarah panjang kawasan Condet ini?
Baca Juga: 3 RW Jakarta Dikepung COVID-19 dan DBD, SMANU MH Thamrin Jakarta Batal Dibuka
Secara geografis Condet merupakan daerah yang terletak di kecamatan Kramat Jati, Kota Jakarta Timur yang terdiri dari tiga kelurahan yaitu Batuampar, Balekambang, dan Kampung Gedung. Kawasan yang terletak di wilayah terbesar di DKI Jakarta ini menyimpan cerita sejarah yang panjang.
Condet berasal dari nama sebuah anak sungai Ci Liwung, yaitu Ci Ondet.
Ci memiliki arti air dan Ondet atau ondeh-ondeh merupakan nama sebuah pohon semacam pohon buni yang buahnya bisa dimakan.
Selain itu masyarakat meyakini bahwa Condet berasal dari nama seorang yang memiliki kesaktian dan punya bekas luka di bagian wajahnya atau codet, orang sakti tersebut sering sekali muncul di kawasan Batuampar, Balekambang dan Pejaten yang diduga sebagai Pangeran Geger atau Ki Tua dengan nama sesungguhnya sebagai Haji Entong, yang dikenal berani menentang kolonial Belanda. Dimana aksi Entong yang melakukan aksi bersama 200 pengikutnya dengan melakukan perusakan kendaraan milik tuan tanah Tandjong Oost D.C.
Kawasan Condet dikategorikan sebagai kampung karena karakteristiknya yang unik dan istimewa.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Jakarta Rabu 16 Juni: Sepanjang Hari Hujan
Secara umum kawasan ini didominasi dengan lahan kebun dan rumah dengan mayoritas penduduk kalangan menengah ke bawah, yang istimewa adalah kedudukan Codet yang berada di garis historis perkembangan Jakarta, yaitu sungai Ciliwung yang menghubungkan Sunda Kelapa sebagai pelabuhan dengan bagian-bagian lain Jakarta.
Jauh sebelum adanya pemukiman Condet, ditemukan beberapa peninggalan purbakala yang usianya diperkirakan dari periode 1500-1000 SM yang ditemukan berupa kapak, Gurdi dan pahat dari batu. Hal ini menandakan bahwa kawasan Condet telah ada sejak ratusan tahun lalu.
Condet merupakan kawasan di Jakarta yang kental dengan suku Betawi dan merupakan salah satu pusat budaya dan asal mula sejarah Betawi di Jakarta. Aset-aset budaya Betawi disini masih terjaga dengan sangat baik, seperti alat musik tanjidor, terompet dan alat musik Betawi lainnya. Selain musik kesenian lainnya yang berkembang pesat di kawasan ini seperti sanggar tarian Betawi.
Warga Condet cukup dekat dengan tradisi-tradisi Arab, khususnya ajaran yang dikembangkan oleh Hadramaut, Yaman Selatan dimana imigran dari Hadramaut berdatangan pada abad ke-19 yang terjadi seiring dengan mulai beroperasinya kapal uap yang menggantikan kapal layar, hingga pelayaran lebih cepat dan aman.
Sehingga banyak pula warga keturunan Arab yang bermukim di kawasan Condet. Memasuki kawasan Condet dari Kramat Jati melewati tempat peribadatan Al - Hawi, akan dijumpai deretan penjual busana muslim, setelahnya juga ada penjual minyak wangi dan rumah makan yang menyediakan masakan Timu Tengah
Condet sebagai perkebunan penghasil Duku dan Salak terbesar
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Jakarta Tampil di Seoul International Travel Fair 2025: Ada Destinasi Wisata Kelas Dunia di Ibukota!
-
Anders Antonsen Juara Tunggal Putra Indonesia Open 2025
-
Tumbang, Sabar/Reza Gagal Raih Gelar Juara Indonesia Open 2025
-
Jelang 500 Tahun Jakarta, Bang Doel Bakal Buat Karnaval Kebudayaan Tiap Bulan
-
Kualitas Udara Jakarta Makin Parah, Pemprov DKI Kaji Lima Lokasi untuk CFD Baru
Tag
Terpopuler
- Selamat Datang Penyerang Keturunan Rp 15,6 Miliar untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- Pemain Keturunan Medan Rp 3,4 Miliar Mirip Elkan Baggott Tiba H-4 Timnas Indonesia vs Jepang
- Keanehan Naturalisasi Facundo Garces ke Malaysia, Keturunan Malaysia dari Mana?
- 5 Rekomendasi Mobil SUV Bekas Bermesin Gahar tapi Murah: Harga Rp60 Jutaan Beda Tipis dengan XMAX
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP Murah Memori 512 GB dengan Performa Handal, Terbaik Juni 2025
-
MIMPI di Belantara Jambi: Mahasiswa Ubah Harapan Masyarakat Suku Anak Dalam
-
5 Rekomendasi HP Samsung Murah dengan Spesifikasi Gahar Terbaru Juni 2025
-
7 Moisturizer Terbaik Lembapkan Wajah Kuatkan Skin Barrier: Bye-bye Kulit Kusam!
-
4 Rekomendasi Skincare Mengandung Glycolic Acid, Manjur Atasi Flek Hitam Cegah Penuaan
Terkini
-
Klaim 5 Saldo Dana Kaget Saat Jam Istirahat, Bisa Langsung Ngopi di Kantin Kantor
-
Dapat Uang Gratis Semudah Goyang HP? Kupas Tuntas DANA Kaget & Link Aktifnya
-
12 Tips Jitu Hari Pertama Kerja Usai Libur Panjang
-
Jakarta Utara Terancam Tenggelam? Tanggul Raksasa Dibangun, Ini Kata Wagub
-
10 Tips Menjaga Kesehatan Tubuh Setelah Banyak Makan Daging Kurban