SuaraJakarta.id - Sebanyak 1.566 pasien Covid-19 dilaporkan meninggal dunia pada Jumat (23/7/2021), sehingga secara akumulasi angka kematian akibat virus corona 80.598 jiwa.
Ranni Novianti Yasinta (22), seorang guru muda menahan pilu di hati melihat banyaknya angka kematian akibat corona.
Di daerah tempat tinggalnya, Kota Depok angka kematian juga terbilang cukup tinggi. Pada Jumat (23/7) kemarin terdapat 27 orang meninggal dunia akibat Covid-19, sehingga secara keseluruha sebanyak 1.544 jiwa.
Melihat angka-angka itu, Ranni mau berpangku tangan. Pada pertengahan Juni bersamaan dengan kasus yang meningkat dan jumlah korban jiwa yang terus bertambah mendorong dirinya mengambil sebuah keputusan yang terbilang nekat.
Dia memutuskan bergabung dengan relawan Satgas Covid-19 Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, membantu pemulasaraan jenazah korban keganasan Covid-19.
“Jadi saat pertama kali gabung itu lagi hektic di kota Depok sendiri. Kemudian kurang tenaga relawan, akhirnya saya mengajukan diri,” kata Ranni dalam perbincangan dengan Suara.com baru-baru ini.
Gayung bersambut, dia diterima menjadi relawan. Padahal ia mengaku tak memiliki pengalaman yang mumpuni dalam pengurusan jenazah, khususnya pasien Covid-19.
Terlebih profesi sehari-harinya hanya seorang guru di sebuah sekolah dasar, serta latar belakang pendidikannya bukan bidang kesehatan. “Jadinya kayak ada tantangan tersendiri,” ujar Ranni.
Pada 23 Juni lalu, jadi hari pertamanya sebagai seorang relawan pemulasaraan jenazah Covid-19. Ia tak menampik, rasa
khawatir sempat membayanginya.
Baca Juga: Kematian Meningkat, Satgas Desa Ikut Bantu Pemakaman dan Pemulasaraan Jenazah Covid-19
“Rasa khawatir pasti ada, takut terpapar, apalagi ini jenazah Covid-19 langsung,” imbuhnya.
Namun, pada hari pertamanya Ranni tidak langsung terlibat, dia hanya diminta untuk membantu sekedarnya sambil diberikan arahan.
Menurut Ranni, penanganan jenazah Covid-19 tak berbeda jauh dengan mayat pada umumnya. Hanya pada proses pemandiannya menggunakan cairan disinfektan yang disemprotkan dan pengafanannya yang harus dilapisi plastik.
Menjadi relawan pemulasaraan jenazah Covid-19, Ranni bersama biasa menangani pasien yang meninggal di rumah saat isolasi mandiri. Terkadang juga membantu penanganan di rumah sakit. Dalam sehari dia bersama timnya dapat mengurus delapan sampai sembilan jenazah.
Bahkan pada perayaan Idul Adha lalu, mereka harus tetap bertugas, pada saat itu ada sekitar 12 jenazah yang harus diurus.
“Jadi dalam beberapa waktu ini angkanya naik-turun,” ucap Ranni.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
-
China Sindir Menkeu Purbaya Soal Emoh Bayar Utang Whoosh: Untung Tak Cuma Soal Angka!
-
Dana Korupsi Rp13 T Dialokasikan untuk Beasiswa, Purbaya: Disalurkan Tahun Depan
Terkini
-
Buzzer Serang Bahlil Lahadalia, PILAR 08 Lapor Polisi, Ujaran Kebencian dan Meme Jadi Bukti
-
Rezeki SELASA CERIA Menantimu! DANA Kaget Siap Diklaim, Ratusan Ribu Rupiah Masih Aktif
-
Makaroni Ngehe Buka Gerai Baru di Stasiun Palmerah, Tambah Pilihan Jajanan Penumpang KRL
-
Cinta Ditolak, Rumah Dibakar! Pria di Jagakarsa Nekat Lakukan Ini pada Mantan Pacar
-
Antara Harapan dan Kenyataan: Kualitas Air Sungai di Indonesia 2025