SuaraJakarta.id - Di saat remaja seusianya sibuk menghabiskan waktu luang dengan main bareng game online, Ferdinan Harafenta (14) dan Anastasya (12), justru sibuk jualan bubur kacang hijau keliling.
Alasan kakak beradik itu karena ingin membantu menambah penghasilan bagi orang tua. Dan terutama sekali untuk memenuhi kebutuhan dan biaya sekolah.
Setiap harinya Ferdinand dan Anastasya berjualan bubur kacang hijau keliling dengan berjalan kaki. Jarak yang ditempuh pun cukup jauh.
Keduanya, biasa berangkat berjualan dari rumah kontrakkan mereka di Gang Masjid, Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) ke Perumahan Puri Serpong 1 dan 2. Jaraknya kurang lebih 2 kilometer.
Setiap blok yang ada di dua perumahan itu mereka sisir. Bagi warga sekitar, suara keduanya cukup familiar dan khas karena setiap keliling mereka berteriak lantang "Bubur Kacang Ijooo".
Keduanya bejualan mulai dari pukul 14.00-19.00 WIB atau sampai dagangannya habis. Ada 15 bungkus bubur kacang hijau yang mereka jajakan setiap hari. Ukurannya sekira 250 gram dijual dengan harga Rp 8 ribu per bungkus.
Keduanya membagi tugas. Ferdinan berkeliling ke Perumahan Puri Serpong 1, sedangkan Anastasya menyisir di Perumahan Puri Serpong 2, dari panas terik di atas ubun-ubun hingga sang surya tenggelam.
Kadang, keduanya berganti tempat. Setiap berangkat dan pulang selalu bersama, saling menunggu jika salah satu masih berkeliling.
Ferdinan mengaku sudah beberapa tahun jualan bubur kacang hijau keliling. Tekadnya membantu mencari penghasilan untuk orang tua sudah bulat. Sehingga tak lagi merasa malu saat berpapasan dengan teman sebayanya saat berjualan.
Baca Juga: Banyak Orang Tua Mengeluh, PTM Terbatas di Tangsel Ditarget Awal September
"Jualan bubur kacang punya orangtua, buat ngisi waktu aja daripada main. Enggak, enggak malu," kata Ferdinan di sela-sela waktu jualannya.
Ferdinan mengatakan penghasilan yang didapat itu dikumpulkan untuk membayar kebutuhan sekolah.
"Penghasilan dikumpulin buat biaya sekolah," ungkapnya.
Setiap keliling berjualan, Ferdinan pun mengakui sering mendapat ejekan dari anak-anak kecil yang ditemui di jalan. Tapi, hal itu tak membuatnya malu.
"Biasanya bocah kecil yang ngeledekin. Jadi mereka ngikutin omongan teriak-teriak, tapi enggak malu. Ya sudah biarin aja," kata Ferdinan yang bercita-cita menjadi anggota TNI.
Tak Malu
Berita Terkait
-
Sadis! Komplotan Perampok di Tangsel Keroyok Korban, Disekap di Mobil Sambil Dipaksa Cari Orang
-
Soroti Tragedi SMAN 72 Jakarta dan SMPN 19 Tangsel, FSGI: Sekolah Lalai, Aturan Cuma Jadi Kertas!
-
Dugaan Perundungan Tewaskan Siswa SMPN 19 Tangsel, Mendikdasmen Segera Ambil Kebijakan Ini
-
Siswa SMP di Tangsel Tewas Diduga Akibat Perundungan, JPPI: Ini Kegagalan Negara
-
Fakta Pilu Siswa SMP di Tangsel: Diduga Dihantam Kursi Besi Oleh Teman, Meninggal Usai Kritis
Terpopuler
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- 7 HP Samsung Seri A Turun Harga hingga Rp 1 Jutaan, Mana yang Paling Worth It?
Pilihan
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
Terkini
-
8 Mobil Matic Bekas di Bawah Rp 80 Juta untuk Pemula yang Ingin Nyaman Hadapi Macet
-
Bank Mandiri Jelang Tutup Buku 2025: Kredit dan DPK Tumbuh Dua Digit, Likuiditas Terjaga
-
9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
-
7 Tren Fintech yang Diprediksi Mengubah Cara Masyarakat Bertransaksi pada 2026
-
Menjawab Tantangan Iklan Tak Terlihat dengan Pengukuran Berbasis AI