Rizki Nurmansyah
Sabtu, 02 Oktober 2021 | 11:05 WIB
Kondisi terkini Curug Pelayangan di Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), saat ini hanya menjadi aliran kali biasa. [SuaraJakarta.id-Suara.com/Wivy Hikmatullah]

Tragedi kelam itu kemudian memunculkan berbagai mitos di masyarakat. Mereka ada yang percaya bahwa warga yang jadi korban air curug itu dijadikan tumbal untuk pembangunan perusahaan pengolahan karet dan pembukaan jalur rel kereta.

"Orang yang meninggal itu karena Belanda dulu melakukan ritual. Kalau ibarat untuk memperkuat bangunan ada tumbal, karena tahun itu berbarengan pendirian pengolahan karet, hampir berbarengan juga dengan penggarapan rel kereta Rawa Buntu-Galumpit," paparnya.

Selain itu, Curug Pelayangan tersebut juga dikenal dengan nama kali mati. Kata itu diambil dari bentuk aliran air yang seolah terpotong dan terjun ke bawah.

Tetapi apapun cerita dibalik itu, Curug Pelayangan sempat jadi primadona wisata alam di Serpong, Kota Tangerang Selatan. Bahkan, keindahan alamnya memikat para wisatawan lokal dari luar Tangsel.

"Jadi obyek wisata lokal, tapi banyak dari Jakarta ke sini, karena memang tempatnya masih sejuk, rindang dan lokasinya bisa dijangkau dekat Stasiun Serpong. Bahkan gambar curug ini banyak dijadikan sebagai gambar cover kalender," kata Apang mengenang.

Tinggal Kenangan

Sayangnya, Curug Pelayangan yang sempat jadi primadona wisata alam di Serpong itu kini hanya tinggal kenangan. Curug tersebut saat ini hanya menjadi aliran kali biasa. Tingginya hanya tinggal beberapa meter saja.

Bahkan, kawasan tersebut tak lagi jadi tempat aktivitas warga kampung. Pasalnya, bekas curug itu sudah masuk di kawasan perumahan elite di Serpong.

Warga pun tak bisa sembarang masuk dari pintu akses utama, tetapi ada pintu khusus di belakang kawasan tersebut.

Baca Juga: Kasus Bayi Dijadikan Manusia Silver di Tangsel, Kapolres: Reskrim Lagi Selidiki

Pintu tersebut hanya berukuran sekira 1,5 meter, dipasang di antara dinding tembok sekira 3 meter. Pintu tersebut berada di dekat jalan warga yang dulu jadi akses utama ke curug. Tetapi, akses jalan itu kini buntu.

Kontributor : Wivy Hikmatullah

Load More