Malam itu, Wati hanya bisa menangis. Mengurung diri di kamar terbayang kejadian yang tak dia duga. Wati memutuskan untuk tak lagi berhubungan dengan Jaka. Dia memblokir nomor kontak Jaka di HP-nya.
Trauma mulai menjadi. Hampir sepekan di dalam otaknya memikirkan kejadian tersebut. Kesal masih menggumul di dalam hati dan pikiran Wati.
Tak ingin lama-lama terpuruk, Wati kemudian mencoba menemui Jaka. Dia ingin melampiaskan kekesalannya untuk terakhir kali.
Suatu waktu, Wati dan Jaka bertemu di kantin perkantoran. Situasinya sepi saat itu, hanya ada para penjaga kantin.
Tanpa basa-basi, Wati menampar Jaka beberapa kali untuk meluapkan emosinya. Jaka hanya bisa pasrah menerima tamparan itu sebagai konsekuensi atas pelecehan seksual yang dilakukannya ke Wati.
Meski sudah meluapkan emosinya, Wati tak memungkiri hingga saat ini masih mengalami trauma. Dia merasa lingkungan di sekitarnya tak aman. Menjaga jarak dari kerumunan yang dominan lelaki.
"Sampai sekarang kalau ada anak cowok, nggak berani duduk dekatan, masih takut. Kadang gemeteran, nahan sedih. Tapi sebisa mungkin nahan ngendaliin diri di depan orang banyak," bebernya.
Untuk bercerita kepada SuaraJakarta.id soal pengalaman buruknya itu pun Wati harus memberi waktu. Dia menimang dampak baik dan buruknya jika peristiwa pelecehan seksual yang dialaminya itu termuat menjadi berita di media.
Tetapi seiring itu, Wati meyakinkan diri untuk bercerita, berharap pengalamannya menjadi pelajaran dan mengajak semua korban pelecehan seksual untuk berani mengungkap kebenaran.
Baca Juga: Banyak Kasus Pelecehan, Nova Eliza Gelisah RUU PKS Belum Disahkan
"Setelah menjadi korban baru tahu, sesakit ini dilecehkan. Satu sisi pengen mencari keadilan dan satu sisi banyak sekali ketakutan. Terutama sanksi sosial dan pandangan negatif dari sekitar setelahnya," pungkasnya.
Kontributor : Wivy Hikmatullah
Berita Terkait
-
Mantan Satpam Kampus Universitas Negeri Makassar Tersangka Pelecehan Seksual ke Mahasiswa
-
Kisah Jurnalis Perempuan di Balikpapan Alami Kasus Pelecehan Seksual via Media Sosial
-
Banyak Mahasiswa UNM Korban Pelecehan Seksual Dosen Pembimbing Takut Melapor
-
Pelecehan Seksual di Kampus Batam, ke Mana Harus Melapor?
-
Polda Sumut Terima 826 Laporan Pelecehan Seksual Sepanjang 2021
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Bahas Kasus Kematian Mahasiswa dan Perundungan, Natalius Pigai Datangi Universitas Udayana
-
Financially Pet-Friendly: Cara Mudah & Hemat Jadi Pet Parent Bersama OCBC NISP
-
Kendalikan Risiko, Raih Peluang: Era Baru Trading Derivatif Crypto Dimulai!
-
Bakar Sampah di Jakarta? Siap-Siap Wajahmu Mejeng di Medsos
-
Rocky Gerung Soroti Elite Sibuk Puji Diri: Gejala Pemalsuan Diri yang Lebih Bahaya