Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Senin, 20 Desember 2021 | 07:05 WIB
Tim SAR gabungan mengevakuasi jenazah korban bencana awan panas guguran Gunung Semeru pada Senin (6/12/2021). [ANTARA/HO-Diskominfo Lumajang]

SuaraJakarta.id - Ribuan bencana alam melanda Indonesia sejak 1 Januari 2021 hingga 19 Desember 2021. Dampak dari bencana alam tersebut mengakibatkan 654 jiwa melayang.

Lalu, 93 hilang dan 14.105 orang mengalami luka-luka. Jumlah korban tersebut berdasarkan catatan yang dihimpun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Melalui akun Twitter resminya, BNPB mencatat sampai dengan 19 Desember 2021 pukul 15.00 WIB, jumlah kejadian bencana di Indonesia sebanya 2.931 kejadian.

“8,26 juta orang menderita dan mengungsi akibat bencana alam di Indonesia terhitung sejak 1 Januari sampai 19 Desember 2021,” tulis BNPB dikutip Senin (20/12/2021).

Baca Juga: Belasan Rumah di Angkola Selatan Rusak Diterjang Banjir

Bencana banjir menjadi bencana terbanyak yang melanda Indonesia di mana jumlahnya mencapai 1.236 kejadian.

Disusul kemudian oleh bencana cuaca ekstrem 746 kejadian, tanah longsor 595 kejadian, dan kebakaran hutan serta lahan sebanyak 265 kejadian.

Berikutnya, gelombang pasang dan abrasi sebanyak 43 kejadian, gempa bumi 31 kejadian, kekeringan 15 kejadian, dan erupsi gunung api sebanyak satu kejadian.

BNPB juga mencatat ada 140.829 rumah rusak dengan rincian 18.971 rumah rusak berat, 25.263 rumah rusak sedang, 96.595 rumah rusak ringan.

Selain itu, sebanyak 3.670 fasilitas publik juga mengalami kerusakan yang meliputi 1.482 fasilitas pendidikan, 1.834 fasilitas peribadatan, dan 354 fasilitas kesehatan. Kemudian, terdapat pula 504 kantor dan 417 jembatan rusak.

Baca Juga: Jalan Masuk Tiku Lima Jorong Agam Banjir, Ribuan Warga Terisolir

Sebelumnya, Ketua DPR RI Puan Maharani meminta pemerintah untuk siaga dan sigap dalam melakukan tanggap darurat terkait bencana alam di Indonesia.

Puan meminta pemerintah bersama instansi lainnya merencanakan dengan seksama penanganan terhadap risiko terjadinya bencana. Untuk meminimalisir timbulnya korban, kerugian, dan kerusakan.

Selain itu, Puan juga meminta pemerintah meninjau ketersediaan cadangan APBN untuk bencana di berbagai daerah yang rawan karena penggunaan uang negara dapat lebih efisien.

Load More