Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Jum'at, 21 Januari 2022 | 19:51 WIB
Warga Desa Laksana, Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, melintasi genangan air yang masih tersisa pasca banjir, Jumat (21/1/2022). [SuaraJakarta.id/Muhammad Jehan Nurhakim]

SuaraJakarta.id - Penyakit gatal-gatal mulai menyerang warga Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, yang terdampak banjir. Salah satunya seperti yang diderita Alfiah.

Warga RT 01/11 ini Desa Laksana ini mengalami gatal-gatal sejak banjir menerjang wilayahnya sejak Rabu (21/1/2022).

Mulyana, adik kandung Alfiah mengatakan, kakaknya mengalami gatal-gatal hingga kesulitan berjalan.

"Gatal-gatal dari kemarin, di bagian jari-jari kaki," kata Mulyana saat ditemui di rumahnya di Desa Laksana, Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Jumat (21/1/2022).

Baca Juga: 3 Hari Tergenang Air, Warga Pakuhaji Tangerang: Pas Banyak Pabrik Banjirnya sampai Dalam Rumah

"Tadinya agak susah berjalan, karena kakinnya merah-merah, sakit katanya," sambungnya.

Kekinian, kondisi Alfiah mulai membaik sejak menjalani pengobatan di puskesmas terdekat.

Alfiah sudah mulai kembali beraktivitas seperti biasa, meski masih sedikit merasakan sakit di bagian kakinya.

"Sekarang sudah mulai beraktivitas seperti biasa, tapi agak pincang sedikit jalannya," katanya.

Sebanyak 660 Kepala Keluarga di Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang terdampak banjir pada Rabu (19/1/2022). Ketinggian air mencapai 90 sentimeter (cm), melebihi lutut orang dewasa.

Baca Juga: Maling Babak Belur Dimassa Rampas HP Bocah di Tangsel, Polisi: Butuh Uang Buat Bayar Kontrakan

Meski terdampak banjir, namun banyak warga di Kelurahan Pakuhaji yang memilih bertahan di rumah masing-masing.

"Ratusan kepala keluarga itu masih bertahan di rumahnya masing-masing. Ketinggian air 50 sampai 90 sentimeter. Ketinggian melebihi dari kemarin, tadi malam naik," kata Kabid Penanganan Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Tangerang Abdul Munir melalui pesan singkat.

Munir mengatakan, banjir di Pakuhaji itu akibat intensitas hujan yang tinggi. Selain itu, juga kiriman air dari Bogor dan luapan Kali Cisadane.

"Tingginya curah hujan dan kiriman air dari Bogor, limpahan dari Sungai Cisadane yang menyebabkan banjir di Kampung Sungai Turi," tuturnya.

Kontributor : Muhammad Jehan Nurhakim

Load More