SuaraJakarta.id - Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menyatakan akan mengecek informasi bahwa masyarakat mulai susah mendapatkan rumah sakit (RS) di Jakarta.
"Tentu ini akan menjadi catatan bersama-sama, saya akan cek sebenarnya, apakah penyebarannya (RS) atau apa? Karena pada dasarnya ada 140 dari 194 RS yang siap memberikan layanan," kata Kadinkes DKI Jakarta di Balai Kota Jakarta, Kamis (27/1/2022).
Hal tersebut diungkapkan Widyastuti mengomentari pernyataan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Abraham Wirotomo yang menyatakan warga Jakarta mulai sulit mencari rumah sakit.
Bahkan, Widyastuti juga mengakui keterisian tempat tidur RS di Jakarta adalah sekitar 45 persen dari 3.900 unit tempat tidur isolasi yang tersedia.
"Saat ini ada 3.900 tempat tidur untuk isolasi dan 611 untuk ICU. Keterisiannya dari 3.900 terisi 45 persen, jadi 'spare'-nya masih lebar," ujar Widyastuti.
Bahkan, Widyastuti menyebutkan hal itu belum mencapai kapasitas maksimal yang sesungguhnya bisa sampai 11 ribu lebih seperti tahun lalu.
"Sementara untuk unit perawatan intensif (Intensive Care Unit/ICU) terisi sebanyak 86 unit atau 15 persen dari 611 unit tempat tidur yang tersedia," ucapnya.
Widyastuti menambahkan, pihaknya terus memantau perkembangan tingkat keterisian tempat tidur (BOR) di sejumlah rumah sakit.
Menurutnya, dari 91 rumah yang ada, sudah menginput data di sistem.
Baca Juga: Kronologi Aksi Heroik Sopir TransJakarta Gagalkan Upaya Wanita Muda Bunuh Diri di Jakarta Barat
"Dari sekitar 1.700 kasus COVID-19 tersebut, sekitar 39 persen gejalanya ringan kemudian ada yang asimtomatis (tanpa gejala) sekitar sembilan persen," ucapnya.
Karena dari 45 persen keterisian RS itu, ada kebocoran sekitar 48 persen yang ternyata bergejala ringan dan tanpa gejala dirawat di rumah sakit.
Oleh karena itu, Widyastuti mengimbau masyarakat agar pasien yang bergejala sedang sampai berat saja yang dirawat di rumah sakit.
Hal ini, mengingat ada regulasi dari Kementerian Kesehatan yang menyatakan bahwa pasien tanpa gejala maupun yang bergejala ringan sebaiknya tidak dirawat di rumah sakit.
"Memang dulunya ada regulasi Kemenkes yang 'probable' dan 'confirm' itu dirawat, tetapi sudah ada edaran terbaru bahwa yang dirawat adalah yang sedang hingga kritis," katanya.
Karena itu, Widyastuti meminta warga untuk tidak panik apabila terpapar virus corona dan langsung ke rumah sakit, karena pemerintah pusat juga tengah menyiapkan fasilitas telemedicine untuk membantu isolasi mandiri.
Berita Terkait
Terpopuler
- Usai Jokowi, Kini Dokter Tifa Ungkit Ijazah SMA Gibran: Cuma Punya Surat Setara SMK?
- 8 Promo Kuliner Spesial HUT RI Sepanjang Agustus 2025
- Jay Idzes Pakai Jam Tangan Rolex dari Prabowo saat Teken Kontrak Sassuolo
- Kumpulan Promo Jelang 17 Agustus 2025 Rayakan HUT RI
- Gibran Cuma Lirik AHY Tanpa Salaman, Sinyal Keretakan di Kabinet? Rocky Gerung: Peran Wapres Diambil
Pilihan
-
Bupati Pati Bisa Susul Nasib Tragis Aceng Fikri? Sejarah Buktikan DPRD Pernah Menang
-
4 Rekomendasi Tablet Murah untuk Main Game Terbaru Agustus 2025
-
Api Perlawanan Samin Surosentiko Menyala Lagi di Pati, Mengulang Sejarah Penindasan Rakyat
-
4 Rekomendasi HP Murah Chipset Snapdragon Gahar, Harga mulai Rp 2 Jutaan Terbaru Agustus 2025
-
Grup Emiten Boy Thohir Disebut Dapat Diskon Tak Wajar atas Pembelian Solar di Pertamina
Terkini
-
Ayah di Tamansari Tega Cabuli Anak Kandung Berusia 6 Tahun
-
KPK OTT Direksi BUMN di Jakarta
-
Rekomendasi Sepatu On Shoes yang Layak Kamu Beli
-
HUT Ke-80 RI: Jakarta Timur Bagikan Bendera Dan Lomba Penataan Jalur Protokol
-
Contoh Naskah Pidato 17 Agustus di Kantor: Kalahkan Kompetitor dengan Semangat Kemerdekaan!