Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Selasa, 22 Februari 2022 | 16:31 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kiri) di bangku cadangan pemain di JIS, Jakarta Utara, Rabu (16/2/2022). [Dok. Direktur Pengelolaan Aset Jakpro Gunung Kartiko]

Partai Golkar memiliki Airlangga Hartarto. Untuk Partai Demokrat, Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono sangat berpotensi dan PKB lekat dengan sosok ketua umumnya, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, yang sudah gembar-gembor siap maju Pilpres 2024.

"Paling mungkin Anies-RK minimal harus meyakinkan PAN, Nasdem, PPP dan PKS. Cuma kan datang ke partai ini tidak hanya modal dan elektabilitas yang belum sampai dua digit ke atas. Apa yang bisa partai dapatkan andai mendukung Anies-RK? Tentu partai ini juga harus melihat hal-hal yang rasional. Apa yang bisa diberikan oleh Anies-RK dan apa yang diusung oleh partai," papar Adi.

Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu menegaskan, untuk menyakinkan empat partai tersebut, tentu Anies-RK harus menjamin soal ongkos dan logistik Pemilu.

"Karena apapun judulnya, dalam Pemilu itu tentu partai membutuhkan operasional dan logistik yang enggak murah. Karena mesin partai itu kalau enggak ada bensinnya, enggak jalan," tegasnya.

Baca Juga: Akui Sedang Godok Tiga Nama Figur untuk Pilpres 2024, Surya Paloh: Tahun Ini Kita akan Jelaskan Siapa Capres Nasdem

Anies Baswedan dan Ridwan Kamil main bola bareng. (IG @aniesbaswedan & IG @ridwankamil)

Meski, kemudian Anies-RK mampu mencukupi operasional logistik untuk partai dalam Pemilu, keduanya tetap harus bersusah payah meyakinkan empat partai yang disebutkan di atas karena saat ini posisinya sebagai koalisi penguasa saat ini.

"Jadi kalau dihitung, agak rumit juga membayangkan duet keduanya di Pilpres 2024," ungkapnya.

Plus Minus Anies-RK

Adi menyebut, baik Anies maupun RK memiliki plus minus yang tak jauh berbeda. Jabatan sebagai gubernur membuat keduanya memiliki ceruk pemilih masing-masing di wilayahnya.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. [Tangkapan layar YouTube]

Anies, lanjut Adi, memiliki kelebihan sebagai satu-satunya orang non pemerintah yang sedikit berbeda dengan nama-nama lain yang potensial maju. Kelebihan itu, harusnya dapat dikapitalisasi untuk meningkatkan elektabilitasnya.

Baca Juga: Elektabilitas Anies Disebut Akan Menurun Setelah Tak Menjabat Gubernur, Pengamat: Itu Teori Alamiah

"Minusnya Anies gagal juga mengkapitalisasi masyarakat yang anti pemerintah dan kecewa. Nyatanya kan elektabilitasnya cuma 11 persen. Begitu juga dengan Ridwan Kamil tak jauh berbeda," paparnya.

Load More