Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Rabu, 13 April 2022 | 03:50 WIB
Ade Armando. (Tangkapan Layar/Cokro TV)

SuaraJakarta.id - Anggota DPRD DKI Jakarta dari Komisi B Gilbert Simanjuntak menyebutkan bahwa tindakan brutal terhadap pegiat media sosial dan dosen Universitas Indonesia (UI) Ade Armando saat demonstrasi di depan Gedung DPR/MPR 11 April 2022, mencoreng gerakan mahasiswa.

"Tindakan ini sangat memalukan dan brutal, dan melebihi batas kewajaran serta kepatutan," kata Gilbert di Jakarta, Selasa.

Dengan melihat tindakan yang dilakukan tersebut, politisi PDIP itu menilai tuntutan massa menjadi terlihat dibuat-buat dan berlebihan.

"Sehingga tindakan tersebut penting untuk ditindaklanjuti oleh aparat kepolisian. Korban penganiayaan mengalami trauma, karenanya Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) selayaknya meminta maaf secara terbuka," ujar Gilbert.

Baca Juga: Polisi Kantongi Identitas Pengeroyok AKP Rudi Wira di Tol Dalam Kota

Lebih lanjut, Gilbert menyebut bahwa sikap BEM UI yang tidak ikut serta dalam aksi demonstrasi BEM SI tersebut, patut diacungi jempol.

"Karena terbukti pendemo melakukan tindak kriminal/pidana berupa penganiayaan kepada Dosen UI," ucapnya.

Dia menambahkan atas kejadian yang menimpa Ade Armando yang merupakan dosen UI tersebut, BEM UI sudah selayaknya mengeluarkan sikap soal tersebut.

Pegiat media sosial, Ade Armando, turut terlihat hadir di area depan Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (11/4/2022). (Suara.com/Bagaskara)

"BEM UI sebaiknya menjadi contoh yang baik dan sebagai kontrol atas tindakan brutal ini," tuturnya.

Diketahui, Pegiat media sosial sekaligus Dosen Universitas Indonesia, Ade Armando dianiaya oleh massa tidak dikenal saat mengikuti aksi demo yang digelar oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) di Komplek Parlemen Senayan.

Baca Juga: Komisi II DPR, KPU, Bawaslu Rapat Kerja Besok, Ketua KPU Harap Draf PKPU Tahapan Pemilu 2024 Disetujui

Ade diselamatkan petugas dari amuk massa yang berada di lokasi unjuk rasa.

Meski diselamatkan, Ade menderita luka di bagian kepala sehingga harus mendapatkan perawatan intensif.

Penganiayaan terhadap Ade Armando [Foto: ANTARA]

Insiden pengeroyokan terhadap Ade Armando oleh massa pengunjuk rasa menjadi pemicu petugas untuk melakukan tindakan tegas membubarkan massa dengan kendaraan taktis water cannon dan gas air mata.

Terbaru, Penyidik Polda Metro Jaya hingga saat ini telah menetapkan enam tersangka dalam kasus pengeroyokan Ade Armando.

"Fakta-fakta hasil penyelidikan dengan data hasil penyelidikan kita rumuskan bersama dan tetapkan enam tersangka perkara Ade Armando," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat di Jakarta, Selasa.

Tubagus mengatakan dari enam tersangka, dua telah ditangkap pada Selasa sore. Tersangka pertama yang ditangkap di Jakarta Selatan diketahui bernama Muhammad Bagja dan tersangka kedua ditangkap di Jonggol bernama Ang Komar.

Sedangkan empat tersangka lainnya yang masih buron diketahui bernama Dhia Ul Haq, Ade Purnama, Abdul Latief dan Abdul Manaf.

Load More