Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah | Fakhri Fuadi Muflih
Kamis, 19 Mei 2022 | 22:16 WIB
Managing Director Formula E Jakarta Gunung Kartiko saat ditemui wartawan di lahan proyek sirkuit Formula E di Ancol, Jakarta Utara, Rabu (29/12/2021). [ANTARA/Abdu Faisal]

SuaraJakarta.id - Panitia pelaksana Formula E Jakarta mengungkap sisi keuntungan yang akan didapat pihak Taman Impian Jaya Ancol dengan menggelar balap Formula E Jakarta pada 4 Juni 2022 mendatang.

Hal ini untuk membantah anggapan pihak Ancol bakal merugi dengan menggelar balapan mobil listrik tersebut karena menggratiskan masuk semua wahana.

Vice Managing Director Formula E, Gunung Kartiko mengatakan pihaknya dalam kerjasama antara PT Jakarta Propertindo (Jakpro) dengan Ancol menggunakan skema business to business (B2B).

Meski keduanya adalah BUMD DKI Jakarta, Gunung menyatakan tidak ada yang rugi karena balapan ini.

Baca Juga: Panitia Sebut Empat Tikungan Sebelum Finis Bisa Jadi 'Kunci' Juarai Formula E Jakarta

"Nggak merugi. Karena ini B2B. Tidak ada kita sama-sama milik Pemprov, kita murni B2B," ujar Gunung dalam konferensi pers di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Kamis (19/5/2022).

Gunung menjelaskan, keuntungan pertama yang didapat Ancol adalah dalam bentuk pembayaran.

Gunung menyebut penyelenggara membayar kepada Ancol atas tiap orang yang datang untuk menonton Formula E dan ke wahana.

Namun, ia tak mau menyebutkan berapa jumlah rinci uang yang dibayarkan begitu juga detail kerjasamanya.

Selain itu, Ancol juga disebutnya mendapatkan keuntungan dari segi konstruksi.

Baca Juga: Tak Butuh Pawang Hujan, Panitia Formula E Jakarta: Sirkulasi Air di Ancol Cukup Bagus

Pasalnya, karena Formula E salah satu bagian kawasan Ancol yang dulunya merupakan lokasi pembuangan lumpur kini telah dijadikan sirkuit balapan.

"Ada (pembayaran ke Ancol). Ada lah. Untunglah pasti. Keuntungan itu selain bentuknya kontrak, kita bisa liat ini area apa dulunya? Daerah lumpur," kata Gunung.

Ketua Panitia Pelaksana Formula E Jakarta, Ahmad Sahroni juga menyebut sisi lain keuntungan yang didapatkan Ancol, yakni sorotan dari negara lain karena menggelar akang Internasional.

"Skala bisnis tidak mungkin merugi. Tapi mendapatkan keuntungan lebih itu nggak mungkin karena baru tahap awal. Ada step by step. Pelaku usaha lihat yang penting konstruksi event jalan sesuai harapan dan aturan sesuai formula E. Tampak dunia, 140 negara menonton seharian. Itu bagian dari branding," pungkasnya.

Sebelumnya, Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi menyebut Taman Impian Jaya Ancol bakal tekor karena menggelar Formula E. Pasalnya, pembeli tiket penonton dapat gratis mengakses ke seluruh wahana Ancol dalam satu hari.

Harga tiket Formula E Jakarta termurah dibanderol Rp 250 ribu. Besaran itu hanya lebih mahal sedikit ketimbang harga bundling tiket Dufan, Sea World/Samudra pada hari kerja ditambah tiket masuk Ancol.

Dalam situs tiket.com, harga tiket Dufan, Sea World/Samudra Weekday plus masuk Ancol dibanderol Rp 248.535.

"Ini berarti harga tiket Formula E hanya lebih mahal Rp 1.465 dibanding harga bundling tersebut. Harga itu tentunya diluar pajak sebesar 15 persen," ujar Prasetio kepada wartawan, Senin (16/5/2022).

Karena itu, Prasetio berencana memanggil manajemen PT Pembangunan Jaya Ancol terkait hal ini. Sebab, harga tiket Formula E Jakarta yang dijual lebih murah dan berpotensi membuat tekor.

“Saya akan panggil pihak Ancol untuk menanyakan model kerjasama dengan Formula E. Jangan-jangan ini pakai PMD," jelasnya.

Kepada pihak manajemen, Prasetio mengaku ingin menanyakan seberapa besar Formula E mendongkrak pendapatan Ancol.

Mulai dari berapa nilai kontrak kerjasama yang diperoleh Ancol untuk menyewakan lahan. Serta besaran uang yang didapat dari penjualan tiket Formula E.

"Ancol ini BUMD. Perusahaan yang harus mendapat untung. Jangan sampai Ancol yang mengaku merugi karena pandemi makin tekor karena Formula E," pungkasnya.

Load More