Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Jum'at, 03 Juni 2022 | 08:05 WIB
Viral aksi konvoi kelompok Khilafatul Muslimin berkendara motor bawa atribut berupa bendera dan poster Khilafah saat melintas di Cawang, Jakarta Timur, Minggu (29/5/2022). (Instagram)

SuaraJakarta.id - Aksi viral konvoi pemotor beratribut khilafah di Cawang, Jakarta Timur, disorot berbagai pihak. Ada yang khawatir kemunculan mereka membangkitkan soal paham khilafah.

Direktur Eksekutif Yayasan Prasasti Perdamaian, Taufik Andri mengatakan, pemotor yang konvoi dengan membawa tulisan dan bendera khifalah itu merupakan kelompok Khilafatul Muslimin yang berbasis di Lampung.

Dia menilai, aksi tersebut sebagai sesuatu yang aneh. Sebab, berbeda dengan karakter aktivitas kelompok tersebut yang selama ini tak pernah melakukan provokatif.

Kini, kata Andri, justru mereka membuat gaduh dan muncul ke publik seolah sebagai bentuk provokasi.

Baca Juga: Terpopuler: Konvoi Pemotor Beratribut Khilafah Langgar UUD 45, Petisi Penggantian Nama JIS

"Saya malah merasa aneh, yang biasanya nggak nongol, tiba-tiba nampak. Padahal momentum politiknya tak ada yang serius terjadi," katanya saat dikonfirmasi, Kamis (2/6/2022).

Cara Dakwah Berbeda dengan HTI

Menurutnya, kelompok Khilafatul Muslimin memiliki cara dakwah berbeda dengan kelompok HTI yang kini sudah dibubarkan dan dilarang oleh pemerintah.

Khilafah Khilafatul Muslimin Abdul Qadir Hasan Baraja diwawancarai di Kampung Khilafah, Desa Karang Sari, Kecamatan Jatiagung, Lampung Selatan, Kamis (2/6/2022) malam. [Suaralampung.id/Ahmad Amri]

Jika Khilafatul Muslimin memiliki cara dakwah yang biasa dan tidak ekstrem. Sedangkan HTI cukup ekstrim dan aktif di dunia dakwah yang sifatnya terbuka.

Baik di media sosial maupun isu-isu populis dengan isu demonstrasi. Bahkan, lanjut Andri, mereka berdemonstrasi bersama-sama dengan isu politik dan lainnya.

Baca Juga: Polda Metro Jaya Sebut Konvoi Pemotor Beratribut Khilafah di Jaktim Langgar UUD 1945

"Ketika kini mereka provokatif perlu dilihat apakah mereka mengalami perubahan strategi atau tidak. Tapi di sisi lain sebetulnya ya kita harus mengerti dalam konteks ideologi kelompok ini tidak bisa dibubarkan," paparnya.

Load More