SuaraJakarta.id - Seluruh masyarakat Indonesia merayakan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia atau HUT RI ke-77 pada Rabu, 17 Agustus 2022. Semua bersuka cita menikmati euforia merdeka lepas dari penjajahan.
Sejumlah pejuang yang ikut serta dalam peperangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan juga menikmati kemerdekaan yang diperjuangkanya hingga saat ini.
Lantas, bagaimanakah para veteran perang melihat makna kemerdekaan dulu dan saat ini? Adakah perbedaan yang kontras di antaranya?
Ketua Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Cabang Tangerang Selatan (Tangsel), Nurhasan mengatakan, makna kemerdekaan dulu dan sekarang sudah berbeda.
Di era kekinian itu, dia merasa kemerdekaan yang dia ikut pertahankan dulu mulai memudar dengan melihat realitas saat ini. Contoh sederhana soal bendera Merah Putih.
Nurhasan mengungkapkan, dulu, untuk mengibarkan bendera pusaka itu harus bertaruh nyawa dari penjajah Belanda.
Mereka yang beruntung, kata Nurhasan, bisa mengibarkan bendera dan melakukan penghormatan dengan hati yang tetap waswas. Tapi yang tak beruntung, tewas diberondong peluru.
"Rakyat ini sudah merdeka tapi lupa sama kemerdekaannya. Lupanya gimana? Ada yang pasang bendera ada yang tidak. Padahal itu bendera sang saka Merah Putih, merah tandanya pertumpahan darah, putih tandanya sudah bebas penjajahan," kata Nurhasan ditemui di kantornya.
Nurhasan yang pensiun dengan pangkat terakhir Sersan Mayor (Serma) menambahkan, saat ini banyak kejadian dan peristiwa yang menjadi gejala seolah-olah bangsa Indonesia belum merdeka.
Baca Juga: Petinggi Lain Asyik, Publik Salfok ke Gaya Joget Kapolri: Raga di Istana, Pikiran di Sambo
Mulai dari masih maraknya korupsi, hingga aksi tindak kriminalitas di lingkungan masyarakat yang dianggapnya tidak menghargai kemerdekaan yang diperjuangkan para pahlawan.
"Banyak gejala-gejala belum merdeka. Ini sangat disayangkan, korupsi banyak, orang masih mau nodong, maling juga banyak, ini ke mana kemerdekaanya?" tanyanya mengeluh.
"Makin ke sini, makin memudar. Tidak boleh kemerdekaan ini dihilangkan sampai kapanpun. Karena perjuangannya tidak mudah. Bukan ribuan, tapi ratusan ribu pejuang mati demi kemerdekaan yang saat ini dirasakan," sambungnya.
Nurhasan, diusianya yang hampir satu abad, 96 tahun, masih ingat betul perjalanannya sebagai prajurit pejuang kemerdekaan. Warga asli Ciputat itu mengaku, mulai bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada akhir tahun 1945.
Meski sudah merdeka, tapi situasi saat itu masih bergejolak. Saat itu, usianya baru mau menginjak kepala dua dan sudah memutuskan untuk menjadi bagian prajurit pejuang kemerdekaan di bawah komando Jenderal Soedirman.
"Hidup atau mati kita berjuang untuk Indonesia. Yang dibela bukan pribadi, tapi seluruh rakyat Indonesia, negara Indonesia," katanya sambil mengingat memori perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
5 Mobil Kecil Bekas Paling Irit BBM, Cocok untuk Anak Kuliah dan Pekerja UMR
-
5 Keunggulan Bank Digital untuk Atur Keuangan Tanpa Ribet bagi Anak Muda
-
BGN Tegaskan Mitra dan Kepala SPPG Harus Rukun agar Program Makan Bergizi Gratis Tak Mandek
-
8 Mobil Matic Bekas di Bawah Rp 80 Juta untuk Pemula yang Ingin Nyaman Hadapi Macet
-
Bank Mandiri Jelang Tutup Buku 2025: Kredit dan DPK Tumbuh Dua Digit, Likuiditas Terjaga