Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Senin, 12 September 2022 | 20:58 WIB
Demo tolak kenaikan BBM ricuh antara dua kubu massa di kawasan Patung Kuda, Jakarta, Senin (12/9/2022) [Suara.com/Faqih Fathurrahman]

SuaraJakarta.id - Polisi menangkap lima penyusup. Mereka diduga menjadi provokator saat berlangsung demo di sekitar Patung Kuda, Jakarta Pusat, Senin (12/9/2022).

"Ada lima orang pemuda yang bukan merupakan kelompok elemen dari massa aksi yang mencoba menyusup dan provokasi," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan.

Zulpan mengatakan, kelima orang tersebut diduga sebagai provokator yang sempat membuat unjuk rasa memanas.

"Mereka yang tadi jadi pemicunya, sempat terjadi gesekan sedikit," ujarnya.

Baca Juga: Demo Tolak Kenaikan BBM di Aceh Tengah Ricuh, 8 Mahasiswa Cidera, Kapolres Sampaikan Permohonan Maaf

Meski demikian, Zulpan menyebutkan, unjuk rasa tersebut secara garis besar berlangsung tertib dan kondusif.

"Intinya terkendali aman, walau ada kericuhan kecil," kata Zulpan.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan, Jumat (26/8/2022). [Suara.com/Faqih Fathurrahman]

Zulpan mengatakan, lima penyusp itu dibawa ke Polda Metro Jaya untuk dilakukan pemeriksaan dan dilakukan pendataan.

"Masih diperiksa, sekarang (lima orang) di Polda Metro Jaya," tuturnya.

Sebelumnya, Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin menyebutkan ketegangan massa unjuk rasa di kawasan Patung Kuda karena adanya komunikasi yang salah antarkelompok pendemo.

Baca Juga: Demo Rusuh PA 212 di Jakarta, Mahasiswa Diamuk Massa hingga Nyemplung di Kolam Patung Kuda: Bawa ke Petamburan!

"Kalau pantauan kami ada miskom. Karena tadi di satu ruas jalan yang lain, tepatnya di Merdeka Barat ada satu aliansi yang menyampaikan pendapatnya di muka umum, namun sepertinya dianggap mengganggu oleh kelompok yang di sebelahnya PA 212, sehingga ada ketersinggungan," kata Komarudin.

Massa yang terlibat bersitegang tersebut, kata Komarudin, berjumlah sekitar 40 orang dan belum diketahui asalnya.

"Kurang lebih sekitar 40-an orang. Kita juga belum monitor mereka darimana, karena tidak ada pemberitahuan sama sekali," tutur Komarudin.

Load More