SuaraJakarta.id - Sebanyak 14 pengusaha ban dilaporkan hengkang dari Medan, karena sudah tidak lagi mempunyai bahan baku untuk memproduksi. Padahal ban hasil produksi Medan memiliki kualitas standar mutu tinggi bertaraf Internasional.
Mengetahui hal ini, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Sultan B Najamudin mengingatkan pemerintah untuk memberikan perhatian khusus terhadap petani dan industri perkebunan karet di daerah.
"Industri perkebunan karet alam kita sedang berada dalam situasi yang tidak menggembirakan akhir-akhir ini, dengan hasil produksi yang terus menurun di banyak daerah. Data Dirjend Perkebunan 2017-2021 menunjukkan, produksi karet kita menyusut hingga minus 9 persen," ujarnya, melalui keterangan resminya, Jakarta, Jumat (17/2/2023).
Menurutnya, penurunan produktivitas karet disebabkan karena para petani semakin tidak minat menanam karet alam lagi. Masalah ini dikhawatirkan akan mempersulit pengusaha ban memperoleh bahan baku.
Baca Juga: Disinggung Kemungkinan Maju Pilgub 2024, Gibran: Ntar Aja, Fokus PBB Dulu
Sebanyak 80 persen produsen karet alam didominasi oleh para petani kecil, kata Sultan, nyaris tidak terdengar adanya korporasi karet di Indonesia, sehingga hampir tidak ada perhatian pemerintah terhadap komoditi perkebunan ini.
"Kami mendapati keluhan petani terhadap anjloknya harga karet terjadi masif di daerah penghasil utama karet. Diproyeksikan harga karet akan menurun hingga ke 1,23 Dolar AS per kilogram pada tahun 2023, seiring adanya ancaman resesi yang membuat penurunan permintaan terhadap karet alam," ujar mantan Wakil Gubernur Bengkulu itu.
Oleh karena itu, kata Sultan, kami mendorong pemerintah melihat hal ini sebagai kesempatan untuk melakukan hilirisasi dan inovasi karet alam, termasuk revitalisasi industri perkebunan karet, sehingga harga karet alam dalam negeri bisa kembali naik sesuai harapan para petani.
"Petani karet perlu diberikan insentif fiskal dan jaminan harga yang proporsional terutama untuk memenuhi kebutuhan karet alam dalam negeri," lanjutnya.
"Pemerintah juga harus mampu mengendalikan peredaran karet sintesis dalam industri otomotif dalam negeri. Jangan hanya memberikan insentif fiskal dan kebijakan kepada industri nikel dan kendaraan listrik saja," tegas Sultan.
Baca Juga: Mengejutkan! Incumbent dan Berpeluang Terpilih, Anak Agung Gde Agung Mundur dari Bakal Calon DPD
Berita Terkait
-
Puluhan Bhikkhu Thudong Mampir ke Jakarta Sebelum ke Candi Borobudur, DPD RI: Bentuk Toleransi
-
Komeng Blak-blakan Besarnya Biaya Kampanye saat Nyalon Anggota DPD
-
Komeng Bocorkan Biaya Kampanye Saat Pemilu 2024, Ternyata Cuma Segini
-
Jadi Anggota DPD, Komeng Akui Tak Dapat Jatah Mobil Dinas
-
Mobil Pribadi Dijual Anak, Komeng Elus Dada Tak Dapat Kendaraan Dinas Jadi DPD RI
Terpopuler
- 3 Klub BRI Liga 1 yang Bisa Jadi Pelabuhan Baru Ciro Alves pada Musim Depan
- 5 Rekomendasi Body Lotion Lokal untuk Mencerahkan Kulit, Harga Mulai Rp17 Ribu
- Cyrus Margono Terancam Tak Bersyarat Bela Timnas Indonesia di Piala AFF U-23 2025
- Rangkaian Skincare Viva untuk Memutihkan Wajah, Murah Meriah Hempas Kulit Kusam
- Rekomendasi Mobil Bekas Harga Rp70 Jutaan: Lengkap dengan Spesifikasi dan Estimasi Pajak
Pilihan
-
Bobotoh Bersuara: Ciro Alves Sayonara, Viking Anggap Itu Misteri
-
Gelombang Kekesalan Jakmania Memuncak: Carlos Pena di Ujung Tanduk Pemecatan
-
Hasil Seri Kontra Arema FC Bikin Bangga Persebaya, Ini Penyebabnya
-
Pratama Arhan Mulai 'Terbuang' dari Timnas Indonesia, Mertua Acuh: Terserah
-
Heboh Wahana Permainan di Pasar Malam Alkid Keraton Solo Ambruk
Terkini
-
Polisi Kejar Pelaku Pembakar Bocah 4 Tahun di Kosambi Tangerang
-
Anti Cekak Akhir Bulan, Segera Klaim Saldo DANA Gratis Minggu 27 April 2025!
-
Laporan Dibegal, Pemuda di Tangerang Ternyata Tertembak Pistol Sendiri
-
Ngeri! JPO Tipar Cakung 'Menganga' Tidak Diurus, Warga: Bawaannya Pusing Lihat ke Bawah!
-
Detik-detik Pelaku Pembunuhan di Tangerang Terekam CCTV Saat Bawa Jenazah Korban