Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno | Faqih Fathurrahman
Senin, 12 Juni 2023 | 22:15 WIB
Lokasi kebakaran di Kawasan Kembangan Jakbar, Senin (12/6/2023). [Suara.com/Faqih]

SuaraJakarta.id - Sebuah kantor importir di komplek Ruko, Jalan Taman Aries, Meruya Utara, Kembangan Jakarta Barat terbakar pada Senin (12/6/2023).

Seorang karyawan, Indra menuturkan peristiwa tersebut terjadi sekira jam 14.40 WIB. Saat itu, ia bersama sejumlah karyawan lainnya sedang bekerja seperti biasa di lantai dua.

Indra mengatakan, asap pertama kali terlihat dari ruang pimpinan yang kebetulan masih satu lantai dengan tempat para karyawan bekerja.

"Saya lagi duduk-duduk, kemudian lihat asap dari ruang pimpinan. Asapnya dari AC, kayanya korsleting," kata Indra saat ditemui Suara.com di lokasi, Senin.

Baca Juga: Lagi Bersihkan Puing, Warga Kaget Temukan Mayat Mengenaskan Korban Kebakaran di Pademangan

Indra yang mengetahui kebakaran tersebut akibat korsleting listrik pun langsung bergegas menurunkan MCB yang berada di lantai 3 dan 1.

Tak lupa, ia mengevakuasi rekan kantornya untuk meninggalkan ruangan.

Usai mengevakuasi karyawan dan mematikan MCB, Indra kemudian berupaya memadamkan api menggunakan alat pemadam api ringan (apar). Namun upayanya tidak jua berhasil lantaran asap hitam yang sudah terlalu pekat.

"Itu pas saya naik lagi bawa apar tapi udah gelap, kondisinya udah asap sudah benar-benar hitam. Mau masuk sakit mata," jelasnya.

Beruntung saat itu, petugas pemadam langsung tiba di lokasi, sehingga kebakaran tak sampai meluas ke gedung lainnya. Api dapat dipadamkan sekira pukul 15.30 WIB.

Baca Juga: Kebakaran Rumah di Sukajadi Pekanbaru, Tiga Orang Meninggal Dunia

Dalam peristiwa ini, Indra mengaku tidak ada korban luka maupun jiwa, karena saat peristiwa ini berlangsung, seluruh karyawan dapat mengevakuasi diri.

"Nggak ada, semuanya aman," ucapnya.

Indra mengaku hingga saat ini belum bisa merinci soal kerugian atas musibah tersebut. Namun banyak dokumen penting milik kantornya yang tidak bisa diselamatkan.

"Belum bisa taksir, tapi kerugian paling fatal adalah dokumen-dokumen," ujarnya.

Load More