SuaraJakarta.id - Sejumlah cara tengah dipikirkan Pemprov DKI Jakarta untuk meningkatkan kualitas udara di Ibu Kota yang memburuk belakangan ini. Salah satunya menerapkan sistem 4 in 1 untuk kendaraan bermobil.
Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan pihaknya tengah mengkaji efektivitas sistem 4 in 1 tersebut yang diharapan dapat mengurangi kuantitas mobil yang melintas di Jabodetabek.
"Iya, (usulan 4 in 1) nanti dibahas, sekitar dua minggu lagi (pembahasan itu digelar)," kata Heru di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Selasa (15/8/2023).
Namun demikian, Heru mengaku belum bisa memastikan apakah penerapan sistem 4 in 1 tersebut akan benar-benar efektif untuk kurangi polusi udara di Jakarta.
Baca Juga: Heru Budi Sebut Kebijakan WFH Bukan untuk Atasi Polusi Jakarta, Tapi Urai Kemacetan
"Masih dibahas, saya belum bisa (memberikan keterangan) detail seperti itu," ujar Heru.
Heru mengungkapkan, 50 persen penyumbang buruknya kualitas udara di Jakarta adalah polusi dari transportasi.
"Kalau dihitung-hitung, 50 persen disumbang polusi dari transportasi," kata Heru.
Sebagai upaya memperbaiki kualitas udara Jakarta, Heru mengimbau warga DKI dan sekitarnya untuk beralih kendaraan umum seperti KRL, TransJakarta, MRT Jakarta dan LRT Jakarta.
Sebelumnya, Pemprov DKI mempertimbangkan penerapan sistem 4 in 1 untuk mobil yang melintas di Jabodetabek guna mengurangi polusi udara yang dalam beberapa hari terakhir terus memburuk.
Baca Juga: Tak Cuma PNS yang WFH, Sebagian Besar Siswa di Jakarta Bakal Sekolah Online Mulai September 2023
"Dipertimbangkan untuk membuat 3 in 1 itu jadi 4 in 1. Jadi katakanlah yang dari Bekasi, Tangerang, dan Depok, mereka bersama ke kantor gantian mobilnya sehingga jumlahnya menurun," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi setelah rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai polusi udara di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin.
Menhub Budi mengatakan pertimbangan penerapan 4 in 1 karena tingkat utilitas kendaraan di Jabodetabek hanya digunakan oleh satu atau dua orang per kendaraan. Hal itu membuat jumlah kendaraan semakin tinggi sehingga meningkatkan jumlah emisi gas buang ke udara.
Berita Terkait
-
Melihat Wajah Baru Blok M Hub yang Menjadi Ikon Baru Jakarta
-
Udara Bersih Kini Langka dan Tak Lagi Gratis di Tengah Asap Polusi
-
Menakar Insentif Untuk Mobil Listrik Pabrikan Dalam Negeri, Seberapa Efektif Kurangi Polusi Udara?
-
Terkait Putusan MK soal Sekolah Gratis, Wakil Ketua DPRD DKI: Kemenangan Bagi Rakyat
-
Pramono Bongkar Cara Pilih 61 Pejabat DKI: Libatkan Intelijen Negara hingga Lembaga Keuangan
Terpopuler
- 3 HP Murah RAM 12 GB dan Memori 256 GB Terbaik Mei 2025
- Dirumorkan Jadi WNI, Pemain Keturunan Indonesia Berbandrol Rp596 M Dibajak Belanda
- 6 Rekomendasi HP Memori 512 GB dengan Chipset Dewa, Terbaik Mei 2025
- Heboh Visa Haji Furoda Belum Terbit, Ivan Gunawan Percaya Diri Tetap Berangkat
- 5 Rekomendasi Sepatu New Balance Terbaik untuk Traveling, Empuk dan Awet
Pilihan
-
7 Skincare Lokal Aman untuk Ibu Hamil, Ramah Kulit Tak Bahayakan Janin
-
5 Perbedaan Sunscreen Wardah UV Shield Airy Smooth dan Essential Gel, Pilih Mana?
-
Review Sunscreen Wardah UV Shield Acne Calming, Recommended buat Kulit Berjerawat
-
Erick Thohir Tambah Deputi di Kementerian BUMN, Buat Apa?
-
5 Rekomendasi Maskara Waterproof Terbaik, Bulu Mata Lentik nan Cantik
Terkini
-
Klaim 10 Link DANA Kaget Hari Ini, Bisa Buat Modal Nongkrong di Cafe
-
Rahasia Saldo DANA Kaget Terungkap, Ikuti Langkah Ini Dijamin Dapat Ratusan Ribu Rupiah
-
Mobil Bekas Rp 50 Jutaan Incaran Banyak Orang, Mulai Hyundai Sampai Datsun
-
Kuat Seharian, 5 Smartphone Dengan Kapasitas Baterai Besar Hanya Rp 2 Jutaan
-
6 Ide Membuat Musala di Rumah: Nyaman, Tenang, dan Penuh Keberkahan