SuaraJakarta.id - Bupati Hanindhito Himawan Pramana didampingi Ketua Yayasan Dharma Wanita Kabupaten Kediri Eriani Annisa Hanindhito memberikan motivasi kepada ratusan murid SMA Dharma Wanita boarding school Pare, Kamis (13/3/2025) malam.
Mereka, merupakan anak-anak dengan latar belakang dari keluarga tidak mampu yang tadinya tidak memiliki kesempatan sekolah namun memiliki kemauan bersekolah. Kepada anak-anak ini, Mas Dhito menyampaikan setiap orang memiliki kesempatan menjadi pemimpin dan bisa melakukan hal besar bagi banyak orang.
"Adik, adik saya berharap, jangan sia-siakan waktu selama kalian bersekolah di sini," pesan bupati muda berusia 32 tahun itu usai berbuka puasa bareng di SMA Dharma Wanita boarding school Pare.
Mas Dhito mengakui, sekolah gratis dengan sistem boarding school yang telah berjalan di tahun kedua ini masih terus dievaluasi untuk menyempurnakan kekurangan yang ada. Pihaknya menaruh harapan, siswa-siswi di sana begitu lulus bisa bersaing masuk perguruan tinggi ternama di Indonesia.
Untuk itu, selain murid yang didorong untuk rajin belajar, kompetensi guru juga harus diubgrade. Dalam hal ini, Mas Dhito menekankan pada saatnya pihaknya akan melakukan evaluasi pada guru dan murid.
"Yang diubgrade tidak hanya murid. Karena sekolah yang hebat yang belajar adalah guru dan murid, kalau yang belajar hanya murid nggak akan maju sekolahnya," ungkapnya.
Dalam acara penuh keakraban itu, Mas Dhito pun menceritakan pengalamannya pribadi mulai dari masa sekolah hingga kini menjadi bupati. Menurut dia, pada setiap tahapan pasti ada masalah yang akan dihadapi. Pun demikian, Mas Dhito mengingatkan mereka untuk tidak menyerah ketika menghadapi masalah.
"Saya tidak mau kalian menyerah ketika menghadapi masalah. Masalah itu pasti ada. Hidup ini tidak ruwet," kata Mas Dhito.
Dalam kesempatan itu, Mas Dhito juga membuka dialog dan memberi kesempatan bagi para murid untuk menyampaikan keluhannya sebagai bahan evaluasi. Momen itu pun dimanfaatkan bagi para murid untuk bertukar cerita dan meminta tanggapan bupati.
Baca Juga: Bangunan Dibongkar, 2025 Revitalisasi Pasar Ngadiluwih Dimulai
Sebagaimana kesan yang dirasakan Nadia, salah satu murid angkatan kedua (kelas X). Menurut dia kesempatan itu menjadi momen yang sangat berkesan karena dapat berdialog langsung dengan sosok yang selama ini memberi perhatian penuh bagi masa depan mereka.
"Ini momen yang sangat kami nantikan. Kami sangat berterimakasih kepada Mas Dhito dan Mbak Cicha juga yang mau mendengarkan suara-suara kami," ucapnya. ***
Berita Terkait
-
Rumah Kemasan, Fasilitas yang Dicanangkan Mbak Cicha Bagi Para Pelaku UKM
-
Saat Bukber, Pemijat Ini Beroleh Bantuan dari Mas Dhito: Karena Ibu Ini Utamakan Kepentingan Orang Banyak
-
Mas Dhito Bakal Teken Kontrak Kinerja Dengan Kepala OPD Dalam Periode Kedua
-
Pemprov DKI Jakarta Kurangi Jam Efektif Belajar di Sekolah Selama Ramadan 2025
-
Tuang Teh dan Basuh Kaki Orang Tua Warnai Perayaan Imlek di Sekolah Ekayana
Terpopuler
- Lagi Jadi Omongan, Berapa Penghasilan Edi Sound Si Penemu Sound Horeg?
- 5 Pemain Timnas Indonesia yang Bakal Tampil di Kasta Tertinggi Eropa Musim 2025/2026
- Kisah Pilu Dokter THT Lulusan UI dan Singapura Tinggal di Kolong Jembatan Demak
- Brandon Scheunemann Jadi Pemain Paling Unik di Timnas Indonesia U-23, Masa Depan Timnas Senior
- Orang Aceh Ada di Logo Kota Salem, Gubernur Aceh Kirim Surat ke Amerika Serikat
Pilihan
-
Resmi! Dukcapil Serahkan NIK Warga RI untuk Awasi Wajib Pajak
-
5 Rekomendasi HP Murah Samsung dengan Fitur USB OTG, Multifungsi Tak Harus Mahal
-
Bukalapak Merana? Tutup Bisnis E-commerce dan Kini Defisit Rp9,7 Triliun
-
Investasi Kripto Makin Seksi: PPN Aset Kripto Resmi Dihapus Mulai 1 Agustus!
-
9 Negara Siaga Tsunami Pasca Gempa Terbesar Keenam Sepanjang Sejarah
Terkini
-
Pungli Berkedok Seragam di SMKN 8 Tangsel, Bayar Rp2,7 Juta, Kuitansi Tanpa Stempel
-
5 Alasan Krusial Mengapa Wajib Memakai Pelembap Sebelum Make Up
-
Hindari 5 Warna Cat Ini Agar Ruang Tamu Mungil Tidak Terasa Sempit
-
Rahasia MUA: 5 Bedak Premium Kunci Riasan Pengantin Flawless dan Anti-Geser
-
Indonesia Bicara Baik: Membangun Narasi Positif di Tengah Kebisingan Digital