Scroll untuk membaca artikel
Rully Fauzi
Senin, 05 Mei 2025 | 23:45 WIB
Menaker Yassierli. [ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A]

"Saya perlu menekankan bahwa zero accident bukan berarti zero fatality. Jika kita hanya mengejar angka tanpa memahami human factors, kita bisa menciptakan fear culture. Di mana pada akhirnya, pekerja justru takut melaporkan insiden yang terjadi. Terakhir, kepatuhan saja tidak cukup. Tanpa pendekatan manusiawi, budaya K3 yang sejati takkan bisa terbentuk," pungkas Menaker.

Menanggapi penghargaan yang diterima, Shahrul Nizam selaku Vice President Operations Danone Indonesia, mengatakan; "Pengakuan ini adalah bukti dedikasi kami di Danone Indonesia yang kuat terhadap keselamatan kerja dan selalu menjadi prioritas dalam operasional kami."

"Komitmen kami untuk membangun budaya keselamatan tidak hanya melindungi karyawan kami, tetapi juga merupakan fondasi yang dapat menghubungkan kesuksesan bisnis yang berkelanjutan dan kesejahteraan karyawan. Hal ini sesuai dengan komitmen kami melalui Danone Impact Journey," paparnya.

"Kepedulian terhadap kesehatan dan keselamatan kerja karyawan adalah bagian integral yang menunjukkan bahwa Danone Indonesia tidak hanya fokus pada keberlanjutan lingkungan dan produk, tetapi juga pada kesejahteraan karyawan kami, yang pada akhirnya mendukung tujuan keseluruhan perusahaan untuk menciptakan dampak positif yang berkelanjutan."

Baca Juga: Aliansi MACAN Minta Pemda Tegas Atasi Kasus BPJS Ketenagakerjaan Karyawan CV Top Ten Tobacco

"Implementasi tersebut tidak hanya berbentuk sistem dan prosedur keselamatan yang ketat berbasis sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Wise namun disertai evaluasi berkala. Kami berharap untuk dapat meneruskan pencapaian ini dan terus membawa produk nutrisi dan hidrasi berkualitas kepada masyarakat Indonesia," tukas Shahrul Nizam.

Dalam kesempatan yang sama juga, Soehatman Ramli selaku Chairman World Safety Organization (WSO) Indonesia menyampaikan pesannya tentang Budaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Indonesia.

"Setiap tahun kami menyambut Hari K3 Dunia dengan kegiatan nyata. Tanggal 2 Mei kami pilih sebagai simbol penghubung antara Hari Keselamatan Dunia (28 April) dan Hari Buruh Internasional (1 Mei)—dua momentum penting untuk menegaskan betapa pentingnya keselamatan para pekerja kita," ujar Soehatman.

"Melalui WISCA, kami ingin mengapresiasi perusahaan-perusahaan yang telah membangun budaya K3 sesuai target Kementerian Ketenagakerjaan sejak 2015, demi menuju Indonesia yang berbudaya keselamatan," sambungnya.

"Selain itu, WSO juga berkomitmen mendukung pemerintah dalam memperkuat penerapan K3 di setiap negara. Dengan tema tahun ini, ‘Dampak Teknologi terhadap Keselamatan,’ kami berharap perusahaan-perusahaan yang memperoleh penghargaan dalam WISCA 2025 bisa menjadi role model bagi perusahaan lain yang belum menerapkan Budaya K3 dengan baik," tutup Soehatman.

WSO Indonesia Safety Culture Award (WISCA) adalah acara tahunan yang mengakui organisasi atas keunggulan mereka dalam budaya keselamatan.

Load More