Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Senin, 16 Juni 2025 | 13:42 WIB
Ilustrasi Uang: Krisis ekonomi bisa datang kapan saja, tanpa memberi peringatan. Saat inflasi naik, harga kebutuhan pokok melonjak, dan pendapatan stagnan, banyak orang yang kewalahan [Suara.com/Muhammad Yunus]

SuaraJakarta.id - Krisis ekonomi bisa datang kapan saja, tanpa memberi peringatan. Saat inflasi naik, harga kebutuhan pokok melonjak, dan pendapatan stagnan, banyak orang yang kewalahan.

Bahkan, tak sedikit yang akhirnya terjerat utang atau kehilangan seluruh tabungannya.

Di tengah kondisi seperti ini, kemampuan mengatur keuangan menjadi hal yang sangat penting agar kita tidak jatuh miskin.

Lantas, bagaimana cara mengelola uang dengan bijak saat krisis ekonomi?

Baca Juga: Dapat Duit Gratis Tanpa Modal? Bongkar Trik Dapatkan DANA Kaget Secara Legal di Sini

Artikel ini akan membahas tips-tips mengatur keuangan saat krisis ekonomi agar Anda tetap bertahan dan bisa menjalani hidup lebih stabil.

Mari kita bahas satu per satu:

1. Buat Anggaran Bulanan yang Ketat dan Realistis

Langkah pertama untuk bertahan di masa sulit adalah membuat anggaran keuangan bulanan yang ketat namun realistis.

Catat semua pemasukan dan pengeluaran Anda. Jangan hanya berdasarkan ingatan, tapi tulis secara rinci.

Baca Juga: DANA Kaget Beneran Untung? Kupas Tuntas Cara Dapat Saldo Gratis & Tips Aman Anti Tipu

Prioritaskan kebutuhan pokok seperti makanan, transportasi, listrik, air, dan biaya pendidikan.

Pangkas pengeluaran yang tidak esensial seperti langganan hiburan, makan di luar, atau belanja impulsif.

Dengan anggaran yang jelas, Anda akan tahu ke mana uang Anda pergi dan bisa menghindari pemborosan yang tidak perlu.

2. Pisahkan Kebutuhan dan Keinginan

Salah satu kesalahan paling umum saat krisis adalah tidak membedakan antara kebutuhan dan keinginan.

Misalnya, makan adalah kebutuhan, tetapi makan di restoran mahal adalah keinginan.

Sebelum membeli sesuatu, tanyakan pada diri sendiri: "Apakah ini benar-benar saya butuhkan?"

Jika jawabannya tidak, maka sebaiknya tunda atau batalkan pembelian tersebut.

Kebiasaan ini bisa menyelamatkan kondisi keuangan Anda dari jurang kebangkrutan.

3. Hindari Utang Konsumtif

Krisis ekonomi adalah waktu yang paling buruk untuk berutang, apalagi utang konsumtif seperti cicilan barang elektronik, pinjaman online, atau kartu kredit untuk gaya hidup.

Jika tidak benar-benar terdesak, hindari mengambil utang baru. Utang akan menambah beban keuangan, apalagi jika suku bunga tinggi.

Fokuslah pada pengeluaran produktif dan hidup sesuai kemampuan.

Jika sudah memiliki utang, prioritaskan untuk melunasinya secara bertahap, mulai dari utang berbunga tinggi.

4. Bangun Dana Darurat

Salah satu pelajaran penting dari krisis ekonomi adalah pentingnya memiliki dana darurat.

Dana ini berfungsi sebagai jaring pengaman saat Anda kehilangan pekerjaan atau mengalami kejadian tak terduga.

Idealnya, dana darurat minimal setara 3–6 bulan pengeluaran bulanan.

Jika belum punya, mulailah menyisihkan uang meski sedikit demi sedikit setiap bulan.

Simpan dana darurat di rekening terpisah yang mudah diakses, tapi jangan digabung dengan rekening belanja harian agar tidak tergoda menggunakannya.

5. Cari Sumber Penghasilan Tambahan

Di saat krisis, satu sumber penghasilan seringkali tidak cukup. Karena itu, penting untuk mencari peluang penghasilan tambahan.

Anda bisa memanfaatkan keterampilan seperti memasak, menulis, desain grafis, atau fotografi untuk dijadikan jasa freelance.

Bisa juga berjualan online, jadi dropshipper, atau membuka usaha kecil-kecilan dari rumah.

Jangan takut memulai dari hal kecil. Banyak orang justru bangkit dari krisis dengan cara ini.

6. Kurangi Gaya Hidup yang Tidak Perlu

Gaya hidup adalah salah satu penyebab utama krisis keuangan pribadi. Saat ekonomi goyah, sudah saatnya menyederhanakan gaya hidup.

Misalnya, alih-alih langganan beberapa layanan streaming, pilih satu saja. Kurangi nongkrong di kafe, dan ganti dengan ngopi di rumah.

Jika biasanya belanja baju setiap bulan, pertimbangkan untuk menahan diri beberapa waktu.

Langkah-langkah kecil seperti ini akan berdampak besar dalam jangka panjang.

7. Belajar Keuangan Pribadi

Pengetahuan adalah kunci. Di masa sulit, investasi terbaik adalah belajar mengelola keuangan pribadi.

Anda bisa membaca buku, menonton video edukasi, mengikuti webinar gratis, atau mendengarkan podcast tentang finansial.

Semakin Anda memahami cara kerja uang, semakin bijak Anda mengelolanya. Jangan malu untuk belajar dari nol.

Kemampuan ini akan berguna bukan hanya saat krisis, tapi sepanjang hidup Anda.

8. Gunakan Uang Digital dengan Bijak

Kemudahan teknologi bisa jadi pedang bermata dua. Dompet digital, paylater, dan e-wallet memudahkan transaksi, tapi juga bisa membuat kita lupa diri.

Gunakan aplikasi keuangan dengan bijak. Jangan tergoda promo belanja atau cashback yang justru membuat pengeluaran makin membengkak.

Aktifkan fitur limit harian agar tidak berlebihan.

Catat juga semua pengeluaran digital agar tidak kehilangan jejak uang Anda.

9. Prioritaskan Kesehatan

Di tengah krisis, jangan abaikan kesehatan. Biaya berobat bisa sangat mahal, apalagi jika harus rawat inap atau pengobatan jangka panjang.

Karena itu, investasi pada gaya hidup sehat adalah bentuk penghematan.

Perbanyak makan sehat, tidur cukup, dan olahraga ringan di rumah.

Jika memungkinkan, miliki asuransi kesehatan agar Anda tidak jatuh miskin karena sakit mendadak.

Kesehatan adalah aset terbesar dalam kondisi apa pun.

10. Jangan Malu Hidup Sederhana

Hidup sederhana bukan berarti gagal. Justru, di masa krisis, hidup hemat adalah bentuk kecerdasan finansial.

Tidak perlu malu menolak ajakan nongkrong atau traveling demi mengamankan keuangan.

Prioritaskan stabilitas finansial keluarga dibanding mengikuti gaya hidup orang lain.

Ingat, kondisi keuangan setiap orang berbeda. Fokus pada apa yang bisa Anda kendalikan.

11. Libatkan Keluarga dalam Pengambilan Keputusan

Mengatur keuangan rumah tangga bukan tugas satu orang saja. Saat krisis, penting untuk libatkan seluruh anggota keluarga.

Diskusikan kondisi keuangan, target penghematan, dan ajak anak-anak belajar nilai uang. Dengan komunikasi terbuka, semua bisa saling mendukung dan berhemat bersama.

Kebiasaan ini juga akan melahirkan budaya keuangan sehat di rumah.

12. Tetap Tenang dan Jangan Panik

Panik adalah musuh utama saat krisis. Ketika panik, orang cenderung mengambil keputusan finansial yang buruk seperti tarik semua tabungan atau berinvestasi tanpa riset.

Tetap tenang. Ambil waktu untuk meninjau situasi, buat rencana, dan jalankan langkah demi langkah. Ketahanan finansial dibangun dengan ketenangan dan konsistensi.

Jangan terburu-buru, karena semua krisis pasti ada akhirnya.

Bangkit Lewat Perencanaan dan Disiplin

Krisis ekonomi memang tidak bisa dikendalikan, tapi cara kita meresponsnya bisa menentukan masa depan.

Dengan mengatur keuangan secara disiplin, membuat rencana keuangan jangka pendek dan panjang, serta menghindari gaya hidup konsumtif, kita bisa tetap bertahan — bahkan bangkit lebih kuat.

Mulailah dari langkah kecil hari ini. Sisihkan uang, catat pengeluaran, dan sadari bahwa setiap keputusan keuangan adalah investasi untuk masa depan.

Semoga tips ini bisa membantu Anda mengatur keuangan saat krisis ekonomi agar tidak jatuh miskin.

Tetap semangat dan bijaklah dalam mengelola setiap rupiah!

Load More