SuaraJakarta.id - Malam menjelang 17 Agustus di Indonesia memiliki suasana yang khas.
Di berbagai sudut kampung dan kompleks perumahan, warga berkumpul untuk sebuah tradisi khusyuk yang disebut Malam Tirakatan.
Ini bukan sekadar perayaan, melainkan sebuah momen perenungan, doa, dan rasa syukur yang mendalam atas kemerdekaan yang telah diraih.
Lalu, bagaimana sebenarnya sejarah dan apa makna di balik tradisi yang terus lestari ini?
Akar Tradisi Tirakatan
Untuk memahami asal-usulnya, kita perlu menengok jauh ke belakang.
Istilah "tirakat" berasal dari bahasa Arab "thariqah" yang berarti jalan, kemudian diserap ke dalam budaya Jawa sebagai laku spiritual untuk mencapai tujuan luhur dengan cara menahan hawa nafsu atau prihatin.
Awalnya, tirakatan adalah praktik individu atau kelompok kecil yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, memohon keselamatan, atau terkabulnya suatu keinginan.
Tradisi ini kemudian diadopsi ke dalam konteks yang lebih luas, salah satunya adalah sebagai ritual menyambut hari penting, termasuk Hari Kemerdekaan Indonesia.
Baca Juga: Anti Luntur, Contek Riasan Kece Buat Pesta 17 Agustus di Kampung
Lahirnya Tirakatan Kemerdekaan
Tidak ada catatan pasti kapan Malam Tirakatan 17 Agustus pertama kali digelar secara serentak.
Namun, tradisi ini diyakini mulai tumbuh secara organik di tengah masyarakat, terutama di Jawa, tidak lama setelah Proklamasi Kemerdekaan pada tahun 1945.
Pada masa-masa awal kemerdekaan, para pendiri bangsa dan masyarakat menggelar doa bersama dan syukuran sebagai wujud terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kemerdekaan yang berhasil direbut melalui perjuangan berat. Momen ini menjadi cara rakyat untuk:
- Mengucap Syukur: Sebagai bentuk rasa terima kasih atas anugerah kemerdekaan.
- Mengenang Jasa Pahlawan: Merenungi dan mendoakan arwah para pejuang yang telah gugur di medan perang.
- Memohon Keselamatan: Berdoa untuk masa depan bangsa dan negara yang baru saja lahir.
Tradisi yang awalnya bersifat spontan ini kemudian dilembagakan secara informal di tingkat Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW), menjadi acara tahunan yang ditunggu-tunggu.
Makna dan Tujuan Malam Tirakatan
Berita Terkait
Terpopuler
- Mbah Arifin Setia Tunggu Kekasih di Pinggir Jalan Sejak 70an Hingga Meninggal, Kini Dijadikan Mural
- Di Luar Prediksi, Gelandang Serang Keturunan Pasang Status Timnas Indonesia, Produktif Cetak Gol
- Gibran Ditangkap Bareskrim Polri, Kronologi Jadi Tersangka dan Kasusnya
- Resmi Thailand Bantu Lawan Timnas Indonesia di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- Tanggal 18 Agustus 2025 Cuti Bersama atau Libur Nasional? Simak Aturan Resminya
Pilihan
-
Profil Vicky Kharisma, Suami Acha Septriasa yang Diisukan Cerai dan Co-parenting
-
Rebalancing MSCI Hari Ini, Saham-saham Ini Diprediksi Masuk Indeks
-
Harga Emas Antam Longsor, Hari Ini Jadi Rp 1.943.000 per Gram
-
Analisis Pengamat: Kepala Daerah Pro-Jokowi Dukung Bendera One Piece, Sinyal Politik?
-
Aib Super League: Empat Klub Kompak Nunggak Gaji Rp 4,3 Miliar!
Terkini
-
Sejarah Malam Tirakatan 17 Agustus, Tetap Dilakukan Meski Zaman Makin Modern
-
Ditjen AHU Buka Layanan Hukum di MPP se-Jabodetabek, Cek Lokasinya di Mana Saja!
-
DKI Jakarta Krisis Anggaran, Pemerintah Ajak Warga Ikut Bangun Kota
-
Mas Dhito Tak Menduga, Bekal Ini Tetap Jadi Idola Jamaah Haji Kediri
-
Monitor 4K vs Full HD: Bongkar Tuntas Mana Lebih Worth It untuk Kerja dan Editing