SuaraJakarta.id - Bambang Tri Mulyono, penulis kontroversial di balik buku "Jokowi Undercover," menyampaikan pengakuan bahwa ia tidak sedikit pun menyesali perjalanan hidup yang telah dilaluinya.
Pernyataan ini muncul setelah ia resmi menerima kebebasan bersyarat, mengakhiri masa tahanan terkait kasus ujaran kebencian, pelanggaran Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), serta penistaan agama.
Setelah menjalani masa pidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Kabupaten Sragen, Bambang Tri Mulyono akhirnya dapat menghirup udara bebas pada Selasa, 26 Agustus 2025.
Pengalaman mendekam di balik jeruji besi, menurutnya, bukanlah sesuatu yang perlu disesali.
Ia berpandangan bahwa setiap peristiwa yang telah terjadi tidak perlu disesali lagi.
Pengakuan ini disampaikan Bambang Tri Mulyono dalam sebuah perbincangan dengan Rismon Hasiholan Sianipar di Semarang, Jawa Tengah.
"Saya enggak pernah menyesal, apapun yang terjadi," aku Bambang, dikutip dari youtube Sentana TV, Senin (15/9/25).
Bahkan, ia mengemukakan bahwa dipenjara tanpa kesalahan atau dikriminalisasi sekalipun tidak membuatnya menyesal.
"Dipenjara tanpa kesalahan saja saya nggak menyesal kok," tegasnya.
Baca Juga: Kejaksaan Punya Waktu hingga 3 Oktober Periksa Berkas Perkara Penistaan Agama oleh Roy Suryo
Dengan keyakinan yang teguh, Bambang menyatakan bahwa selama ini ia merasa tidak melakukan perbuatan salah atau melanggar hukum.
Namun demikian, ia menerima dengan lapang dada segala tuduhan yang pada akhirnya membawanya ke dalam penjara.
Pembebasan bersyarat Bambang Tri Mulyono didasarkan pada Keputusan Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Republik Indonesia Nomor: PAS-951.PK.05.03 Tahun 2025 tentang Pembebasan Bersyarat Narapidana.
Keputusan krusial ini dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan di Jakarta pada tanggal 12 Juni 2025.
Kepala Lapas Kelas II A Sragen, Mohamad Maolana, sebelumnya telah menjelaskan bahwa pembebasan bersyarat Bambang diberikan setelah yang bersangkutan memenuhi seluruh persyaratan administratif dan substantif sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Maolana juga menguraikan bahwa pemberian pembebasan bersyarat merupakan salah satu hak warga binaan yang diatur secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan serta Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 7 Tahun 2022.
Berita Terkait
Terpopuler
- Profil 3 Pelatih yang Dirumorkan Disodorkan ke PSSI sebagai Pengganti Kluivert
- 5 Rekomendasi Mobil Sunroof Bekas 100 Jutaan, Elegan dan Paling Nyaman
- 5 Day Cream Mengandung Vitamin C agar Wajah Cerah Bebas Flek Hitam
- Warna Lipstik Apa yang Bagus untuk Usia 40-an? Ini 5 Rekomendasi Terbaik dan Elegan
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
Pilihan
- 
            
              Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
- 
            
              Gandeng Raksasa Pengembang Jepang, Sinar Mas Land Hadirkan Kota Wisata Ecovia
- 
            
              Harga Emas Turun Empat Hari Beruntun! Galeri 24 dan UBS Hanya 2,3 Jutaan
- 
            
              Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
- 
            
              Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
Terkini
- 
            
              HP Turis Rusia Tertinggal di Taksi, Polres Kepulauan Seribu Gercep! Begini Kronologinya...
- 
            
              Jangan Sampai Kehabisan, 4 Link DANA Kaget Siap Diburu, Total Rp235 Ribu
- 
            
              Gandeng Raksasa Pengembang Jepang, Sinar Mas Land Hadirkan Kota Wisata Ecovia
- 
            
              Waspada! Jakarta Diprediksi Diguyur Hujan Sepanjang Hari, Potensi Petir di Sejumlah Wilayah
- 
            
              Prabowo Pelajari Usulan Soeharto Jadi Pahlawan Nasional