Budi Arista Romadhoni
Senin, 22 September 2025 | 10:32 WIB
Ilustrasi taksi online. [shutterstock]
Baca 10 detik
  • Singapura memulai uji coba taksi tanpa sopir (robotaxi) yang ditargetkan beroperasi publik pada 2026.
  • Indonesia masih dalam tahap uji coba terbatas di IKN dan terhambat oleh belum adanya regulasi spesifik.
  • Kesiapan infrastruktur jalan dan internet menjadi tantangan terbesar untuk adopsi mobil otonom di RI.

Di sisi lain, kondisi infrastruktur menjadi pekerjaan rumah yang tak kalah pelik. Mobil otonom membutuhkan dukungan infrastruktur presisi tinggi, seperti marka jalan yang jelas dan konsisten, rambu lalu lintas terstandarisasi, serta konektivitas internet 5G yang stabil untuk komunikasi antar-kendaraan (V2V) dan kendaraan dengan infrastruktur (V2I).

Kondisi jalanan di Indonesia yang sangat beragam, marka yang sering tak terlihat, hingga kualitas sinyal internet yang belum merata menjadi tantangan berat.

Ancaman Nyata di Depan Mata

Di tengah kompleksitas teknologi dan regulasi, ada aspek sosial-ekonomi yang tidak bisa diabaikan. Kehadiran transportasi online telah menjadi katup pengaman ekonomi dan sumber penghidupan bagi jutaan orang di Indonesia.

Transisi menuju kendaraan otonom secara langsung mengancam keberlangsungan profesi ini.

Meskipun "kiamat" bagi pengemudi online di Indonesia mungkin tidak akan terjadi dalam waktu dekat, kemajuan pesat di negara tetangga menjadi pengingat keras.

Tanpa persiapan matang dari sisi regulasi, percepatan pembangunan infrastruktur digital dan fisik, serta solusi bagi potensi dampak sosial, Indonesia berisiko tertinggal dan hanya menjadi penonton dalam revolusi transportasi global.

Load More