- Anak-anak datang dengan antusias, bukan karena kewajiban, melainkan karena keinginan mereka sendiri.
- Tawa anak-anak menggema dari sebuah bangunan kecil di tengah permukiman.
- Di dalam ruangan, tersusun rak-rak buku bergambar, permainan edukatif, serta sejumlah relawan yang mendampingi mereka belajar dengan cara menyenangkan.
SuaraJakarta.id - Suasana siang di Desa Muara, Kecamatan Teluknaga, Tangerang, tampak berbeda dari biasanya. Tawa anak-anak menggema dari sebuah bangunan kecil di tengah permukiman.
Bangunan itu adalah Pojok Literasi — ruang belajar sederhana yang dibangun melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) bersama Yayasan Buddha Tzu Chi.
Setiap pekan, tempat ini selalu ramai dikunjungi. Anak-anak datang dengan antusias, bukan karena kewajiban, melainkan karena keinginan mereka sendiri.
Di dalam ruangan, tersusun rak-rak buku bergambar, permainan edukatif, serta sejumlah relawan yang mendampingi mereka belajar dengan cara menyenangkan.
“Kalau di sini enggak bosen. Bisa baca, nyanyi, sama main tebak-tebakan juga,” kata Dito, siswa kelas 3 SD dalam keterangannya, Kamis (16/10/2025).
Konsep belajar di Pojok Literasi memang dibuat interaktif. Para relawan tak hanya mengajarkan membaca dan berhitung, tetapi juga mengajak anak-anak bermain, menari, hingga bercerita.
Semua dilakukan agar kegiatan belajar terasa seperti permainan yang menggembirakan.
Selain mengasah kemampuan literasi, kegiatan ini juga bertujuan menumbuhkan rasa percaya diri anak-anak pesisir agar berani bermimpi dan mengungkapkan pendapat.
Para relawan menilai, dukungan seperti ini penting untuk membuka wawasan mereka tentang dunia yang lebih luas.
Baca Juga: Wujudkan Pemerataan Literasi Keuangan dan Inklusi Digital, SANF Gelar "SANFinancial Clinic"
Meski sederhana, kegiatan di Pojok Literasi telah membawa dampak nyata.
Anak-anak yang semula pemalu kini mulai aktif berbicara di depan teman-temannya.
Beberapa bahkan bercita-cita menjadi guru dan penulis setelah mengenal banyak buku di tempat ini.
Pojok Literasi juga menjadi ruang pertemuan bagi warga.
Orang tua sering ikut datang, sekadar melihat anaknya belajar atau berbincang dengan relawan. Hubungan sosial di kampung pun terasa lebih hangat.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott, Belum Kering Tangis Timnas Indonesia
- Pondok Pesantren Lirboyo Disorot Usai Kasus Trans 7, Ini Deretan Tokoh Jebolannya
- Pengamat Pendidikan Sebut Keputusan Gubernur Banten Nonaktifkan Kepsek SMAN 1 Cimarga 'Blunder'
- Biodata dan Pendidikan Gubernur Banten: Nonaktifkan Kepsek SMA 1 Cimarga usai Pukul Siswa Perokok
- Apa Acara Trans7 yang Diduga Lecehkan Pesantren Lirboyo? Berujung Tagar Boikot di Medsos
Pilihan
-
Asus Hadirkan Revolusi Gaming Genggam Lewat ROG Xbox Ally, Sudah Bisa Dibeli Sekarang!
-
IHSG Rebound Fantastis di Sesi Pertama 16 Oktober 2025, Tembus Level 8.125
-
Dipecat PSSI, Ini 3 Pekerjaan Baru yang Cocok untuk Patrick Kluivert
-
4 Fakta Radiasi Cs-137 PT PMT Cikande: Pemilik Diduga WNA Kabur ke Luar Negeri?
-
Harga Emas Melonjak! Antam Tembus Level Rp 2.622.000 di Pegadaian, UBS Ikut Naik
Terkini
-
Warga Negara Asing Bisa Jadi Direksi BUMN Indonesia
-
Pojok Literasi di Teluknaga Jadi Tempat Anak-Anak Pesisir Belajar Sambil Bermimpi
-
Lanjutan Seleksi Bakal Calon Dekan UI, Pemaparan Visi Misi Dinanti
-
Saldo DANA Gratis Rp225.000 Menantimu Hari Ini, Klaim Sekarang
-
Cairkan Relasi Lewat Night Golf: Bergeract Golf Club Satukan Sport dan Networking