SuaraJakarta.id - Tiga bulan sudah berlalu sejak jebolnya sheet pile TPA Cipeucang, Serpong, Tangerang Selatan, yang mengakibatkan longsor serta puluhan ton sampah mencemari Sungai Cisadane. Namun pencemaran itu masih terjadi, meski volumenya kian berkurang.
Sejak peristiwa itu, pekerjaan para aktivis Bank Sasuci menjadi lebih berat. Setiap harinya, mereka tak bosan mengangkut sampah-sampah yang melintasi sungai sepanjang 126 kilometer itu.
Sampah-sampah itu tersangkut di washtrap yang dibentangkan oleh Bank Sasuci.
Selain untuk menghambat sampah melintasi Sungai Cisadane, washtrap juga berfungsi sebagai jembatan penghubung ke lokasi ketahanan pangan Bank Sasuci.
Baca Juga:Patroli Sampah Medis di Sungai Cisadane
Berbagai jenis sampah ditemukan. Mulai dari Organik, anorganik hingga kategori Barang Beracun dan Berbahaya (B3). Yang menjadi sorot perhatian adalah ketika ditemukannya limbah B3 dari fasilitas layanan kesehatan (fasyankes). Diduga, limbah tersebut bekas penanganan Covid-19.
"Sejak Cipeucang jebol limbah medis banyak kita temukan," ujar salah satu aktivis Bank Sasuci, Hadi Irawan saat ditemui SuaraJakarta.id di markasnya di Kelurahan Panunggangan Barat, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang, Jumat (4/9/2020).
Pria yang akrab disapa Jambrong ini mengatakan sebenarnya penemuan limbah medis B3 sudah sering ditemukan. Bahkan, jauh sebelum TPA Cipeucang jebol.
"Sebelumnya memang sudah pernah ditemukan. Tapi ketika TPA Cipeucang jebol itu banyak setiap hari kita temukan," kata dia.
Jambrong mengaku tak pernah mengkalkulasi jumlah limbah medis yang ditemukan. Sebab, limbah itu langsung dilebur menggunakan mesin incenerator yang mereka miliki.
Baca Juga:HOROR Limbah Medis COVID-19 Ditemukan Lagi di Sungai Cisadane Tangerang
"Ketika dapat langsung dibakar. Ya kalau dikalkulasi 1 plastik penuh," kata Jambrong.
Saat SuaraJakarta.id berkunjung ke markas Bank Sasuci, aktivis di sana tengah melakukan penelusuran sampah B3.
Menurut Jambrong, kegiatan seperti ini memang kerap dilakukan pasca jebolnya TPA Cipeucang.
"Patroli hampir setiap hari," tutur pria 51 tahun ini.
Namun, hari itu istimewa. Karena saat penelusuran Bank Sasuci dampingi oleh aparat setempat TNI/Polri serta Instansi terkait.
![Aktivis Bank Sasuci saat menemukan limbah yang diduga bekas penanganan Covid-19 di aliran Sungai Cisadane, Jumat (4/9/2020). [Suara.com/Irfan Maulana]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/09/04/48563-aktivis-bank-sasuci-susuri-sungai-cisadane.jpg)
Jambrong bergabung dengan Bank Sasuci sejak 6 tahun lalu. Namun tahun ini menjadi tantangan baginya lantaran dia harus menjaga Sungai Cisadane di tengah pandemi Covid-19. Pun saat menemukan sampah medis. Dia khawatir sampah medis tersebut bekas penanganan Covid-19.