Detilnya, kita akan sampaikan di hari-hari ke depan tapi secara garis besar, pada prinspinya perlu kami sampaikan awal sebagai ancang-ancang pada seluruh masyarakat bahwa kita akan menuju PSBB. Ada fase, ada proses supaya kita bisa menyiapkan ini agar berjalan dengan baik, dan kami sampaikan malam ini sebagai ancang-ancang supaya kita semua bisa mengantisipasi.
Jadi prinsipnya, mulai Senin tanggal 14 September kegiatan perkantoran yang non-esensial diharuskan untuk melaksanakan kegiatan bekerja dari rumah, bukan kegiatan usahnya yang berhenti, tapi bekerja di kantornya yang ditiadakan. Kegiatan usaha jalan terus, kegiatan kantor jalan terus, tapi perkantoran yang tidak diizinkan untuk beroperasi. Akan ada 11 bidang esensial yang boleh tetap berjalan dengan operasi minimal jadi tidak boileh beroperasi seperti biasa tapi dikurangi dan perlu saya sampaikan bahwa izin operasi pada bidang-bidang non-esensial yang dulu mendapatkan izin akan dievaluasi ulang untuk memastikan bahwa pengendalian pergerakan kegiatan baik kegiatan usaha maupun usaha maupun kegiatan sosial itu tidak meneybabkan penularan.
lalu seluruh tempat hiburan akan ditutup, kegiatan yang dikelola ileh Pemprov DKI seperti Ragunan Monas, Ancol taman-taman kota dan kegiatan belajar tetap belangsung di rumah seperti yang sudah dilakukan selama ini, kegiatan rumah makan, restoran kafe diperbolehkan untuk tetap beroperasi tetapi tidak diperbolehkan untuk menerima pengunjung makan di lokasi.
Jadi pesanan diambil, pesanan diantar tapi tidak makan di lokasi karena kita menemukan ditempat-tempat ini lah terjadi interaksi yang mengantarkan pada penularan. Khusus untuk tempat ibadah akan ada sedikit penyesuaian, tempat ibadah bagi warga setempat masih boleh digunakan asal menerapkan protkol yang ketat.
Baca Juga:Jakarta PSBB Total, Semua Tempat Hiburan Ditutup Kembali
Artinya, rumah ibadah raya yang jamaahnya datang dari mana-mana, bukan dari lokasi setempat seperti masjid raya tidak dibolehkan dibuka, harus tutup. Tetapi rumah ibadah di kampung di komplek yang digunakan oleh masyrakat dalam kampung itu sendiri, dalam kampung itu sendiri, masih boleh buka, ada pengecualian.
Kawasan yang memiliki jumlah kasus yang tinggi, kawasan-kawasan itu ada datanya, wilayah-wilayah, RW-RW yang dengan kasus tinggi maka kegiatan beribadah harus dilakukan di rumah saja, tapi yang lainnya bisa melakukan kegiatan selama hanya untuk warga di wilayah itu dan bukan tempat ibadah raya yang pengunjungnya yang jamaahnya datang dari berbagai tempat di mana di situ terjadi potensi interaksi yang ada potensi penularan.
Meski begitu, izinkan saya menganjurkan, untuk lebih baik semua dikerjakan di rumah. Kemudian kegiatan publik dan kegiatan kemasyarakatan yang sifatnya pengumpulan massa, tidak boeh dilakukan, kerumuman dilarang. Ingat penularan itu ada dalam kegiatan-kegiatan komunitas besar.
Bahkan saya boleh menganjurkan, kumpul-kumpul seperti reuni, pertemuan keluar dan lain-lain yang sifatnya mengumpukan orang dari berbagai tempat sebaiknya ditunda, ingat penularan di acara seperti ini, potensinya sangat besar dan bila kita merasa aman, merasa nyaman di acara seperti ini hanya karena kita kenal dengan orang lain potensi penularannya tetap tinggi.
Lalu, transportasi umum akan kembali dibatasi secara ketat jumlahnya dan jamnya ganjil genap untuk sementara akan ditiadakan. Tapi bukan berarti kita bebas bepergian dengan kendaraan pribadi.
Baca Juga:PSBB Total Akan Kembali Diterapkan, Makanan Restoran Hanya Boleh Dibungkus
Pesannya jelas, saat ini kondisi darurat lebih darurat daripada awal wabah dahulu maka jangan keluar rumah bila tidak terpaksa. Tetap saja di rumah dan jangan keluar rumah dari jakarta bila tidak ada kebutuhan yang mendesak.
Tentu mungkin ada pertanyaan bagaimana orang keluar-masuk Jakarta. idealnya tentu saja kita bisa membatasi orang keluar-masuk Jakarta hingga minimal. Tapi dalam kenyataannya, ini tidak mudah untuk ditegakkan hanya oleh Jakarta saja. Ini butuh koordinasi dari Pemerintah Pusat utamanya dengan Kementerian Perhubungan, juga dengan tetangga-tetangga kita di Jabodetabek yang insya Allah besok kita akan melakukan koordinasi terkait dengan pelaksanaan fase pengetatan yang akan kita lakukan di hari-hari ke depan. Kita masih memiliki waktu, saya berharap kepada para pengelola perkantoran untuk melakukan persiapan menghadapi pembatasan ini. Dan kita ingin agar pengalaman kita menjalani PSBB yang ketat beberapa bulan lalu membuat kita tahu apa yang harus dikerjakan.
Kami harus sampaikan kepada semua bahwa banyak informasi panduan yang sudah disiapkan, yang sudah digunakan. Nanti kami akan sampaikan lagi secara bertahap. Dan saya sampaikan kepada semua Pemprov DKI Jakarta tetap berkomitmen untuk selalu transparan menyampaikan apa adanya, menyampaikan sesuai dengan kenyataannya. Karena selama ini Pemprov DKI Jakarta beserta seluruh jajaran Forkopimda, Kodam Jaya, Polda Metro Jaya, Kejaksaan Tinggi, Komando Armada I, Kops AU I, Lantamal III, BIN Daerah DKI Jakarta, Kasgartap dan Pengadilan Tinggi dan juga dengan dukungan Pemerintah Pusat, kita terus bergerak, kita tidak pernah diam dan kita berbagi tugas. Dan kita di sisi kami, sisi pemerintahan, kita tadi menganjurkan melakukan pembatasan, tapi di sisi kami ada tanggung jawab yang harus dilakukan. yaitu melakukan deteksi kepada mereka yang bergejala, mereka yang positif.
Karena itu kita selalu mengistilahkan 3T; Testing, Tracing, Treatment dan dalam treatment itu isolasi. Jadi harapannya sisi pemerintah melakukan 3T, sisi masyarakat melakukan 3M. Nah saat ini sudah 716 ribu orang lebih yang dites PCR di Jakarta. Dan ini membuat Jakarta secara nasional 49 persen tes dilakukan di Jakarta. Tes Nasional. Dan tingkat tes Jakarta adalah 67.335 orang per sejuta populasi. Ini lebih tinggi dari rata-rata nasional, yaitu 5.348 orang dites per satu juta penduduk. Dari tes tersebut ditemukan 49.837 kasus.
Artinya positivity rate atau tingkat kasus positif di Jakarta saat ini adalah 7 persen. Lebih rendah daripada positivity rate nasional sebesar 14 persen. Sejak masa PSBB transisi diberlakukan bulan Juni, Jakarta terus terlibat aktif konsisten untuk meningkatkan kemampuan testing hingga saat ini, kita melebihi standar WHO hingga lima kali lipat. Dan dalam waktu dekat kita juga akan terus meningkatkan kapasitas tes ini. Kita bekerja sama dengan berbagai jejaring, berbagai lab untuk memastikan kemampuan deteksi kita selalu tinggi. Tujuannya tidak lain tidak bukan menyelamatkan keselamatan nyawa warga Jakarta.
Dan Puskesmas juga di Jakarta itu rutin melakukan active case finding. Saat ini tingkat tracing di Jakarta adalah enam. Enam itu artinya, setiap ada satu kasus positif, ada enam kontak erat yang dilacak. Dan ini masuk level moderat, Jakarta berharap untuk bisa terus meningkatkan kapasitas tracing.