Rumah Sakit di Depok Paling Penuh Diisi Pasien Positif Corona

Nantinya jika sudah berlaku, pasien bisa dirawat di rumah sakit antar kota/kabupaten di Jawa Barat.

Pebriansyah Ariefana
Senin, 14 September 2020 | 17:12 WIB
Rumah Sakit di Depok Paling Penuh Diisi Pasien Positif Corona
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mencuci tangannya sebelum menjalani penyuntikan vaksin, di Puskesmas Garuda, Bandung, Jawa Barat, Senin (14/9/2020). [ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi]

SuaraJakarta.id - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebutkan rumah sakit di Depok paling penuh dengan pasien positif corona. Makanya ke depan dia akan menerapkan sistem subsidi silang untuk perawatan pasien corona.

Nantinya jika sudah berlaku, pasien bisa dirawat di rumah sakit antar kota/kabupaten di Jawa Barat.

Ridwan Kamil mengatakan tingkat keterisian rumah sakit yang merawat pasien COVID-19 berada rata-rata di angka 40 persen secara keseluruhan, tapi di antara kabupaten/kota yang ada, yakni Kota Depok menjadi yang paling tinggi.

"Memang sangat tinggi tingkat keterisian rumah sakit di Depok sehingga kami sedang mengonsepkan subsidi silang ya, yaitu kalau satu wilayah penuh, maka kota kabupaten tetangga kami koordinasikan untuk membantu kewilayahannya," kata Ridwan Kamil.

Baca Juga:Anies Minta Warga yang Terpapar Covid Tak Jalani Isolasi Mandiri di Rumah

Kota Depok, Kota Bogor, Kota Cimahi dan Kabupaten Bekasi berstatus zona merah.

"Artinya memang mayoritas masih tetap di Bodebek (Bogor, Depok, Bekasi), menyumbang kasus mingguan lebih dari 60 persen ada di Bodebek. Itulah kenapa koordinasi tadi sangat diperlukan," katanya di Kota Bandung, Senin sore.

Ridwan Kamil mengatakan daerah di wilayah Bodebek lain, seperti Kota Bogor, tingkat keterisian rumah sakitnya masih terkendali karena di bawah 40 persen.

"Jadi mengenai subsidi silang yang dimaksud, jika rumah sakit di wilayah Depok sudah tidak bisa lagi menampung pasien, maka Bogor bisa membantu mengantisipasi pasien dengan koordinasi dari Pemerintah Provinsi Jabar," kata dia.

Menurut dia dari sisi epidemiologi, ada tantangan terbesar Provinsi Jawa Barat, yakni tingkat kesembuhannya belum memuaskan karena baru di angka sekitar 51 sampai 53 persen.

Baca Juga:115 Dokter Meninggal, Ratusan Ribu Penduduk RI Kehilangan Layanan Kesehatan

Padahal, menurut Kang Emil, angka ideal tingkat kesembuhan itu di kisaran angka 70 persen sehingga ia mengaku terus berkoordinasi dengan pihak terkait berupaya mencari obat, terapi hingga metodologi agar jumlah pasien yang positif ini bisa diupayakan penyembuhan secepatnya.

"Untuk tingkat kematian kita sangat rendah, ini diapresiasi oleh semua orang, hanya di angka 2,4 persen. Semoga berita baiknya yang meninggal sedikit, tapi berita buruknya yang sembuhnya agak lambat. Ini yang harus kita perbaiki dalam epidemiologi di Jawa Barat," kata dia. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak