SuaraJakarta.id - Kota Bogor kembali masuk zona merah atau risiko penularan tinggi penyebaran virus Corona. Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Senin (28/9/2020) kemarin.
Menanggapi hal itu, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto akan melakukan rapat koordinasi dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) untuk melakukan evaluasi.
"Hari ini kita akan rapat mengenai kepastian evaluasi PSBKM (Pembatasan Sosial Berskala Mikro dan Komunitas) atau yang lainnya," ujar Bima Arya, Selasa (29/9/2020).
Bima Arya menduga, kembalinya Kota Bogor ke zona merah untuk ketiga kalinya karena tingkat kematian sangat tinggi di minggu ini.
Baca Juga:Prakiraan Cuaca BMKG Hari Ini: Kota Bogor dan Depok Umumnya Cerah Berawan
"Minggu ini kematian ada enam kasus, dan jumlah kesembuhan menurun," jelasnya.
Sementara saat dihubungi terpisah, Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Bogor, Dedie A Rachim mengatakan, untuk di Gugus Tugas Nasional Kota Bogor saat ini masih oranye.
"Kalau di GTN (Gugus Tugas Nasional) kita saat ini masih di oranye," katanya, saat dihubungi Jakarta.Suara.com.
Namun, Gugus Tugas Jawa Barat mencatat di Jawa Barat ada lima daerah yang masuk dalam zona merah pada minggu ini, yaitu Kota Bogor, Depok, Kabupaten Bekasi, serta Kota dan Kabupaten Cirebon.
Menurut eks anggota Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini, bagi Kota Bogor yang berada di area pandemi Jabodetabek konsekwensinya adalah zona merah itu kenyataan.
Baca Juga:Ridwan Kamil: Kota Bogor, Kabupaten Bekasi dan Kota Depok Zona Merah
"Oleh karena itu, harus ada langkah konkret bersama dan terpadu agar efektivitas penyelesaian dapat lebih diselaraskan," jelasnya.
Dedie menambahkan, saat ini total kasus positif yang terkonfirmasi sebanyak 1.206 dengan rincian 49 pasien meninggal, 843 pasien dinyatakan sembuh, 317 masih menjalani isolasi.
"Kemarin ada penambahan sebanyak 26 orang, sedangkan penambahan kasus sembuh ada 16 orang," tukasnya.
Kontributor : Andi Ahmad Sulaendi