Bangun menuturkan, mendengarkan alunan musik merupakan hal yang juga diterapkan dalam kegiatan olahraga bersama para pasien lainnya.
"Saya yang aplikasikan dalam kegiatan olahraga setiap pagi dan sore itu juga diselingi dengan musik. Saya pasang musik poco-poco untuk mengiringi," tuturnya.
"Jadi selain kita mendapat terapi dengan badan dijemur dan olahraga, hati tetap senang karena ada alunan musik. Dan saya melihat mereka menikmati, tidak ada rasa cemas," paparnya.
![Petugas keamanan berjaga di hotel yang dijadikan tempat isolasi pasien COVID-19, Curug, Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (14/9/2020). [ANTARA FOTO/Fauzan]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/09/24/94659-hotel-yasmin-tempat-isolasi-pasien-covid-19.jpg)
Suasana Kekeluargaan
Baca Juga:DPRD Klaim Tolak Omnibus Law, Mahasiswa: Jangan Cari Panggung Pak
Saat menjalani isolasi di Hotel Yasmin, Bangun membuang statusnya sebagai orang nomor satu di Kodim Tigaraksa.
"Saya memposisikan diri saya bukan sebagai komandan. Tapi saya sebagai warga biasa sama dengan mereka. Jadi membaur dan menciptakan suasana kekeluargaan," sebutnya.
Bangun menuturkan, rutinitasnya selama di Hotel Yasmin selalu melakukan kegiatan yang menyenangkan. Bahkan merumpi juga jadi bagian kegiatannya.
"Kadang saja di sana saling tanya mencari pasien yang sempat gabung kegiatan, tapi tidak ada. Pasien itu ke mana tuh, sudah lulus (sembuh) ya dari Yasmin. Sambil ketawa-tawa," paparnya.
Bangun melakukan isolasi di Hotel Yasmin selama delapan hari. Dia dinyatakan sembuh setelah hasil swab menunjukkan negatif.
Baca Juga:Minta UU Ciptaker Ditangguhkan, Ini Isi Surat Walkot Tangerang untuk Jokowi
"Saya tentara pertama yang diisolasi disitu. Karena rasa kekeluargaaan erat, saya dinyatakan sembuh dan boleh pulang, rasanya berat," tuturnya.