SuaraJakarta.id - Sebanyak 164 santri dari Pondok Pesantren atau Ponpes Tahfidz Insan Pratama, Kecamatan Sukamulya, Kabupaten Tangerang reaktif virus corona. Mereka akan menjalani test swab.
Mereka ketahuan reaktif virus corona setelah melakukan pemeriksaan rapid test massal, oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat, kemarin.
Juru Bicara Gugus Tugas COVID-19 Hendra Tarmidzi membenarkan hal itu saat dikonfirmasi Suara.com, Selasa (13/10/2020).
Hendra menuturkan, ada 523 santri yang dilakukan rapid test massal, kemarin. Hasilnya, kata dia, 164 santri menunjukkan reaktif COVID-19.
Baca Juga:Positif Corona, 18 Santri di Bintan Isolasi Mandiri di Pesantren
"Iya ada 164 santri yang reaktif setelah melakukan rapid test massal kemarin. Rencananya akan dilakukan test swab," ujarnya.
Hendra menjelaskan, mulanya salah seorang santriwati Ponpes tersebut sudah terinfeksi corona alias positif COVID-19.
Dia menyebut, santriwati itu dinyatakan positif usai menjalani test swab mandiri atas permintaan kedua orang tuanya.
"Anak ini santriwati di Ponpes tersebut. Dia pulang ke rumah dengan kondisi meriang dan demam. Karena itu diperiksa sama orang tuanya dengan rapid test," tuturnya.
"Hasil rapid test santriwati itu reaktif. Kemudian orang tuanya mencoba untuk test swab anaknya itu. Dan hasilnya positif COVID," paparnya.
Baca Juga:Istri Hakim Arifin Meninggal Bukan Sebab Covid, Keluarga Protes PN Surabaya
Karena itu, Hendra menyatakan, pihaknya melakukan rapidt test massal di Ponpes tersebut. Sebab santriwati yang positif diduga karena tertular dari Ponpes.
"Makanya kami melakukan rapid test massal di Ponpes itu. Karena santriwati itu diduga tertular disitu. Hasilnya juga sudah mengindikasikan dengan 260 reaktif," ungkapnya.
Kendati demikian, Hendra menyebut, pihaknya memiliki kendala melakukan test swab terhadap 260 yang hasilnya reaktif.
Kendalanya adalah pihak Ponpes berencanakan mempulangkan santri-santrinya tersebut kepada orangtua nya.
"Mereka rencananya santrinya dibawa pulang. Kami sudah melarangnya jangan dibawa dulu santri itu. Pak Bupati juga marah atas hal itu," sebutnya.
"Kalau dibawa pulang sama saja menyebarkan virus itu kemana-mana. Makanya rencana hari ini pak Asisten satu mau ke sana untuk koordinasikan," pungkasnya.
Kontributor : Ridsha Vimanda Nasution