Jumlah Sembuh Bertambah, Pasien COVID-19 Tangsel Diberi Obat Malaria

Tidak semua pasien bisa diberi obat ini, ada pertimbangan dan terapi khususnya.

RR Ukirsari Manggalani
Kamis, 22 Oktober 2020 | 10:05 WIB
Jumlah Sembuh Bertambah, Pasien COVID-19 Tangsel Diberi Obat Malaria
Sejenis klorokuin yang digunakan sebagai bagian dari pengobatan pasien Covid-19 di Prancis pada Februari 2020. Sebagai ilustrasi [AFP/Gerard Julien]

SuaraJakarta.id - Jumlah pasien COVID-19 yang sembuh setelah karantina di Rumah Lawan CoVID-19 (RLC) milik Pemerintah Kota Tangerang Selatan terus bertambah.

Beroperasi sebagai tempat karantina sejak April 2020, di RLC Kota Tangsel kini tercatat ada 687 orang dikarantina dan 618 sudah sembuh.

Ada berbagai penanganan dan layanan yang diberikan kepada para pasien untuk sembuh dari penyakit yang menyerang saluran pernapasan ini. Mulai dari asupan makanan bergizi, pembentukan mental hingga penanganan medis menggunakan obat-obatan. Salah satunya yakni obat klorokuin yang merupakan obat malaria.

Koordinator RLC Kota Tangsel, dr Suhara Manullang membenarkan penggunaan obat malaria ini. Menurutnya, obat itu tidak diberikan kepada semua pasien, namun tertentu saja.

Baca Juga:Didiagnosis Positif Covid-19, Ini 5 Langkah yang Wajib Anda Lakukan

"Tidak semua, hanya ada beberapa. Pertimbangan dari dokter spesialis yang memeriksa. Pemberian dosis klorokuin juga berlainan," katanya saat dikonfirmasi, Rabu (21/10/2020) malam.

Dr Suhara Manullang menerangkan bahwa pemberian obat malaria klorokuin tergantung pada gejala-gejala yang berdampak pada organ dan dikhawatirkan terjadi perburukan.

"Harus diberikan satu terapi khusus. Gejalanya dmisalnya di paru-parunya sudah tampak gangguan karena sebaran virus," terang dr Suhara Manullang.

Menurutnya, pemberian obat malaria klorokuin itu sesuai rekomendasi dari Badan Kesehatan Dunia, atau WHO dan para ahli.

"Ini rekomendasi dari WHO dan beberapa ahli rekomendasikan obat malaria, klorokuin," ungkapnya.

Baca Juga:Bawa Ormas dan Duduki RS, Keluarga Jemput Paksa Pasien Corona di Cengkareng

Pasien positif COVID-19 yang menjalani perawatan dan karantina di RLC merupakan pasien dengan status Orang Tanpa Gejala (OTG) dan positif ringan.

Hingga saat ini, pasien yang dikarantian di RLC didominasi klaster keluarga, berdasarkan hasil tracing kontak yang ditularkan dari salah satu anggota keluarga mereka.

"Mayoritas OTG dan klaster keluarga. Ada satu anggota keluarga positif, orang tua kerja di luar rumah tertular, dan positif lalu menularkan ke anak dan anggota keluarga lainnya. Banyaknya begitu," papar dr Suhara Manullang.

Mantan kepala Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tangsel itu juga berharap, para penyintas COVID-19 yang sembuh dikarantina menjadi duta protokol kesehatan di masyarakat.

"Mereka menyampaikan protokol kesehatan ke masyarakat lainnya. Jika ada yang positif tidak perlu panik," pungkas dr Suhara Manullang.

Kontributor : Wivy Hikmatullah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak