Kebutaan Mengancam Pasien Diabetes, Dokter Sarankan Rutin Periksa Mata

Gejala kebutaan pada pasien diabetes seringkali tidak disadari.

Vania Rossa | Dini Afrianti Efendi
Senin, 14 Desember 2020 | 09:33 WIB
Kebutaan Mengancam Pasien Diabetes, Dokter Sarankan Rutin Periksa Mata
Ilustrasi pemeriksaan kesehatan mata. (Shutterstock)

SuaraJakarta.id - Dampak diabetes ternyata lebih mengerikan daripada yang orang kira. Selain luka yang tak kunjung sembuh, diabetes juga bisa menyebabkan kebutaan, khususnya pada pasien diabetes mellitus (DM). Risiko gangguan mata hingga kebutaan akibat diabetes yang jarang diketahui orang ini disebut dengan retinopati diabetik, dan merupakan 3 besar komplikasi diabetes terbanyak dan penyebab kebutaan terbesar ke-5 di dunia.

“Lebih dari 60 persen pasien DM memiliki gangguan penglihatan yang disebabkan oleh berbagai kelainan seperti katarak, kelainan refraksi, glaukoma, diabetik retinopati, dan lain lain," ujar dr. Yeni D Lestari, SpM(K), dalam peluncuran kampanye Fight Against Blindness from Diabetes oleh Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI), Jumat (11/12/2020).

Mirisnya, menurut fakta yang didapat dr. Yeni, mentang-mentang belum merasakan keluhan, banyak pasien yang tidak memeriksakan kondisi matanya, atau banyak yang tidak sempat melakukannya karena harus berobat untuk menangani komplikasi DM lainnya.

Padahal gangguan penglihatan dan kebutaan akan menurunkan kualitas hidup pasien dan menjadi beban keluarga. Setelah retinopati diabetik terjadi, pembuluh darah akan bocor sehingga muncul bintik-bintik perdarahan di retina. Hal ini menyebabkan penglihatan kabur hingga terjadi kebutaan, demikian dijelaskan dr. Yeni.

Baca Juga:Rutin Konsumsi Jahe Bisa Cegah Komplikasi Diabetes? Ini Faktanya

"Pemeriksaan mata pada pasien DM sangat penting untuk mencegah kebutaan dan harus menjadi bagian dari layanan rutin yang disediakan oleh fasilitas kesehatan terutama di fasilitas kesehatan primer,” lanjutnya.

Dalam cara yang sama, Prof. Dr. Arief S Kartasasmita, SpM(K), PhD menemukan jika kerusakan mata sering tidak dirasakan gejalanya oleh penderita di fase awal. Hal ini membuat pasien malah datang dalam keadaan penyakitnya sudah lanjut atau parah.

"Dan perlu diingat kondisi ini akan bersifat permanen apabila tidak segera ditangani dengan tepat," papar Prof. Arief yang juga mengatakan bahwa seharusnya pandemi tidak menjadi halangan pasien diabetes untuk datang berkonsultasi dengan dokter mata, dan melakukan pemeriksaan rutin sambil menjalankan protokol 3M memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini