Pelempar Bom Masjid Al Istiqomah Ternyata Tukang Ojek

Djamsuri warga asli Desa Jatimulya. Sejak kecil hingga memiliki anak dan istri tinggal di sana.

Pebriansyah Ariefana
Senin, 28 Desember 2020 | 08:19 WIB
Pelempar Bom Masjid Al Istiqomah Ternyata Tukang Ojek
Masjid Al Istiqomah dilempar bom molotov

SuaraJakarta.id - Pelempar bom Masjid Al Istiqomah ternyata tukang ojek. Namanya Djamsuri. Djamsuri adalah warga RT 002/RW 001, Desa Jatimulya, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten.

Kepala Desa Jatimulya Poniman membenarkan pelempar bom molotov ke Masjid Al Istiqomah di wilayah Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat, Sabtu (26/12/2020) malam, merupakan warganya.

Djamsuri warga asli Desa Jatimulya. Sejak kecil hingga memiliki anak dan istri tinggal di sana.

"Dia (Djamsuri) orang pribumi, dari kecil sudah tinggal di sini. Sampai sekarang sudah punya keluarga dan cucu," ujarnya dihubungi Suara.com, Minggu (27/12/2020) malam.

Baca Juga:Pelempar Bom Masjid Al Istiqomah Belum Tentu Gila, Polisi Tunggu Psikiater

Soalnya, bapak empat anak ini juga dikenal tidak pernah bersosialisasi terhadap warga setempat. Sebab seolah sibuk dengan aktifitasnya sebagai tukang ojek pangkalan.

"Orangnya juga menyendiri. Sehabis pulang ngojek pangkalan langsung balik ke rumah. Tidak pernah bergaul dengan warga, nongkrong atau ngobrol," sebutnya.

"Makanya sempat kaget mendengar dikabarkan melempar bom molotov," sambungnya.

Poniman menyatakan, Djamsuri memiliki nama panggilan akrab Ijam. Warga setempat memanggilnya dengan nama tersebut.

"Yang bersangkutan sudah punya anak empat. Anak pertamanya sudah berusia 30 tahun dan punya anak. Makanya dia (Ijam) sudah punya cucu," imbuhnya.

Baca Juga:Ditangkap Warga, Pelempar Bom ke Masjid Al Istiqomah Bilang Begini

Namun, Djamsuri hanya tinggal bersama istri dan tiga anaknya di Desa Jatimulya. Satu anaknya yang telah menikah tersebut tinggal terpisah.

"Di sini dia tinggal sama istri dan tiga anaknya, kalau yang anak pertamanya sudah misah. Kalau hubungan dengan keluarganya setahu saya baik-baik saja," ungkapnya.

Djamsuri sering bakar kulit sendiri. Kulitnya dibakar dengan cara disundut rokok.

Lelaki berusia 56 tahun itu melempar Masjid Al Istiqomah dengan bom molotov. pelempar bom Masjid Al Istiqomah sundut rokok kulit sendiri untuk hilangkan gatal.

"Iyak itu warga Jatimulya. Saya syok juga mendengar infonya ngebom pakai bom molotov," ujar Poniman.

Poniman menyebutkan, Djamsuri bisa dikatakan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Sebab, dia pernah menyundut kulitnya dengan bara rokok.

"Dia punya penyakit kulit. Kepada keluarganya mengeluh gatal-gatal. Makanya pernah saat dirumah yang gatal-gatalnya itu disundutin pakai rokok olehnya," sebutnya.

"Itu dilakukan karena mungkin perasaan dia gatal itu bisa hilang dengan bara rokok. Kejadiannya sudah cukup lama itu," sambungnya.

Bahkan, Poniman juga menceritakan, Djamsuri pernah membakar sebuah sarung tangan, namun yang masih sedang digunakannya. Perisitiwa itu terjadi satu bulan lalu.

"Bulan lalu, dia membakar sarung tangan yang padahal masih dipakainya. Hal itu diceritakan keluarga sama polisi yang meminta keterangan terkait dia," paparnya.

Lebih jauh, Poniman juga mengisahkan, Djamsuri pernah telanjang bulat di muka umum. Kondisi itu, menurutnya, terjadi jika sedang kumat.

"Kalau lagi kumat telanjang. Selain itu dua tahun belakangan, pernah tangki motornya dibakar pakai korek. Untungnya sama keluarganya motor ditarik menjauh," ungkapnya.

Dengan kondisi tersebut Djamsuri dianggap memiliki kelainan kejiwaan. Apalagi, Poniman menuturkan, dia pernah dibawa berobat ke RS Jiwa Grogol, Jakarta.

"Pernah dibawa berobat ke RS Jiwa Grogol, Jakarta, sekitar tahun 2000-an. Makanya sekarang keluarga sibuk meminta surat keterangan pernah berobat ke RS itu," tandasnya.

Poniman berharap, persoalan yang menimpa Djamsuri bisa terang benderang. Soalnya polisi saat ini juga masih menunggu hasil pemeriksaan dari psikiater.

Untuk diketahui, Djamsuri ditangkap aparat Kepolisian lantaran melempar bom molotov ke Masjid Al-Istiqomah, Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, Sabtu (26/12) malam.

Aksi pria tersebut cepat diketahui warga dan jamaah masjid, namun kemudian mengelak saat diinterogasi ramai-ramai.

Menurut rekaman kamera pengintai CCTV yang beredar di media sosial Instagram @jakarta.terkini, kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 19.39 WIB.

Belum tentu gila

Pelempar bom Masjid Al Istiqomah belum tentu gila. Polisi masih menunggu hasil pemeriksaan dari psikiater.

Masjid Al Istiqomah dilempar bom molotov. Masjid itu di Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat. Pelemparnya berinisial D (56).

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Polisi Yusri Yunus mengatakan pemeriksaan kejiwaan tersebut untuk membuktikan apakah pelaku melempar bom molotov tersebut dalam keadaan sadar ataupun tidak.

"Kita tunggu hasil observasi dari psikiater, karena yang berhak mengatakan sakit jiwa atau bukan dari dia tentunya," ujar Yusri di Jakarta, Ahad.

Yusri mengatakan pada Sabtu (26/12) malam, Lurah Kapuk bersama anak pelaku sudah meminta maaf kepada Dewan Kemakmuran Masjid Al-Istiqomah dan mengatakan ayahnya mengalami gangguan kejiwaan.

Kasus tersebut masih dalam penanganan Polres Metro Jakarta Barat.

"Tetap kita proses sambil berjalan," ujar Yusri.

Kontributor : Ridsha Vimanda Nasution

REKOMENDASI

News

Terkini