FPI Dibubarkan, PKB Minta Anggota FPI Ubah Strategi Amar Ma'ruf Nahi Munkar

Maman yang duduk di Komisi VIII DPR mengatakan bahwa PKB terbuka untuk para mantan anggota maupun pendukung FPI.

Rizki Nurmansyah | Novian Ardiansyah
Rabu, 30 Desember 2020 | 17:17 WIB
FPI Dibubarkan, PKB Minta Anggota FPI Ubah Strategi Amar Ma'ruf Nahi Munkar
Wakil Sekretaris Dewan Syuro PKB Maman Imanulhaq. (Suara.com/Novian).

SuaraJakarta.id - Wakil Sekretaris Dewan Syuro DPP PKB, Maman Imanulhaq angkat bicara terkait keputusan pemerintah membubarkan ormas Front Pembela Islam (FPI).

Menurutnya, pembubaran FPI semata-mata untuk mengembalikan posisi Islam yang moderat, toleran, dan ramah.

Karena itu, kata dia, PKB mendukung keputusan pemerintah membubarkan dan melarang FPI.

"Tentu PKB mendukung langkah tersebut," ujar Maman kepada wartawan, Rabu (30/12/2020).

Baca Juga:Dibubarkan, Brimob dan Tentara Bongkar Atribut FPI di Petamburan!

Meski mendukung, namun Maman meminta agar pendukung FPI tetap menjalankan amar ma'ruf nahi munkar.

Tetapi, dia menegaskan cara menjalankannya harus diubah. Tak seperti saat dilakukan oleh FPI.

Ia berujar cara melakukan amar ma'ruf adalah dengan cara yang baik.

Sementara penegakkan nahi munkar pun harus dilakukan dengan cara yang konstruktif. Tidak kriminal, tidak anarkis serta tidak melanggar hukum.

"Tetapi juga mengingatkan agar para da'i dan juga pendukung FPI tetap bekerja menjalankan amar ma'ruf dan nahi munkar. Hanya saja strategi dan caranya saja yang perlu diubah," kata Maman.

Baca Juga:FPI Melawan! Akan Tempuh Jalur Hukum

Maman mengatakan segala kebaikan dalam menjalankan amar ma’ruf nahi munkar perlu jadi perhatian.

Mengingat Islam merupakan agama yang mengedepankan dialog dan agama yang menginginkan terciptanya harmoni.

Maman yang duduk di Komisi VIII DPR mengatakan bahwa PKB terbuka untuk para mantan anggota maupun pendukung FPI.

Ia berujar Dewan Syuro PKB bahkan ingin memfasilitasi para eks FPI untuk sama-sama belajar bagaimana merusmuskan kembali dakwah yang betul-betul menggugah, dakwah yang mengajak bukan mengejek, dakwah yang merangkul bukan memukul, dakwah yang memberikan argumentasi tentang kebenaran, kebaikan dan keindahan Islam.

"Ini bisa menjadi momentum umat Islam untuk kembali menguatkan komitmen keislamannya. Islam yang menjadi energi untuk perdamaian dan juga perubahan. Sekaligus juga meneguhkan kembali komitmen kebangsaan. Nilai kebangsaan hubul waton minal iman, mencintai Tanah Air adalah komitmen dari keimanan," kata Maman.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini