SuaraJakarta.id - Ditemukan fakta baru di balik proses identifikasi jenazah Pramugara Okky Bisma, salah satu korban tragedi jatuhnya pesawat pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ 182.
Setelah jenazahnya berhasil teridentifikasi, Okky ternyata sempat menetap di kawasan Kramat Jati, Jakarta Timur selama hampir 2 tahun.
Hal itu diungkapkan Tri Cahyadi, Ketua RT 7, RW 9, Kelurahan Tengah, Kramat Jati seperti dikutip Antara, Selasa (12/1/2021).
"Dia tinggal selama 1-2 tahun di sini. Kemudian sekitar 3-4 tahun lalu, ibunya bernama Bu Dewi mengajukan pindah ke Balekambang, Condet, dekat Dapur Kayu Manis," katanya.
Baca Juga:Diserahkan Keluarga, Dukcapil Terbitkan Akte Kematian Pramugara Okky Bisma
Jasad dari pria yang berprofesi sebagai pramugara itu berhasil teridentifikasi oleh Tim Forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati sebagai warga Jalan Baing, RT 7, RW 9, Kelurahan Tengah, Kramat Jati. Namun saat dikonfirmasi kepada ketua RT setempat, Okky tidak terlalu dikenal warga sekitar karena tinggal tidak terlalu lama.
Pengurus RT baru mengetahui jika Okky meninggal dalam kecelakaan pesawat pada Senin (11/1/2021) sore. Selanjutnya dilakukan pencocokan berkas kependudukan dan ternyata Okky adalah benar warga setempat.
"Kami cek ternyata sudah pindah empat tahun lalu. Belum sempat komunikasi. Saat itu sudah kita urus KTP dan KK-nya sebagai warga sini," katanya.
"Sekarang sudah tidak tinggal di sini. Saya kerja juga, tapi yang kenal sama Ibu Dewi aja. Dia tinggal dengan ibunya," kata Tri.
Sejak Okky pindah domisili ke Condet, Tri sudah tidak mengetahui lagi keberadaan mereka saat ini.
Baca Juga:Masyarakat Diingatkan Tak Bikin Spekulasi Penyebab Musibah Sriwijaya Air
"Setelah itu kita tidak tahu mereka pindah kemana. Tiba-tiba tahu dari media ada kabar begini," katanya.
Tri menduga keluarga Okky belum sempat mengganti keterangan domisili di KTP.
"Kalau masalah perubahan data KTP itu kan warganya sendiri, apalagi sekarang berlaku seumur hidup," katanya.
SJ182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Boeing 737-500 hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifes, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.
Keberadaan pesawat itu tengah dalam investigasi dan pencarian oleh Badan SAR Nasional dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi. Koordinasi langsung dilakukan dengan berbagai pihak, baik Kepolisian, TNI maupun Pemerintah Provinsi Jakarta. [Antara]