Denny Siregar Ledek Teroris Zakiah Aini: Zaman Sekarang Cewek Nembak Duluan

Denny Siregar mempersepsikannya dengan hubungan cinta. Lho?

Pebriansyah Ariefana
Jum'at, 02 April 2021 | 07:35 WIB
Denny Siregar Ledek Teroris Zakiah Aini: Zaman Sekarang Cewek Nembak Duluan
Teroris perempuan berjilbab serang Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (31/3/2021). (ist)

SuaraJakarta.id - Denny Siregar sindir aksi teror teroris perempuan Zakiah Aini ke Mabes Polri, Rabu (31/3/2021) kemarin. Denny Siregar mempersepsikannya dengan hubungan cinta. Lho?

Denny Siregar lewat cuitannya di Twitter, Kamis (1/4/2021), menanggapi aksi Zakiah Aini tersebut dengan guyonan. Berdasarkan video yang memperlihatkan aksi wanita teroris tersebut dirinya mengaku terharu.

"Dari video Zakiah yang sedang nembak polisi, saya jadi terharu," cuit Denny Siregar.

"Dunia sudah berubah. Sekarang zamannya cewek nembak duluan," tutur Denny Siregar.

Baca Juga:Ungkap Penyebab Aksi Teror, Pengamat Nasir Abbas: Sudah Niat Pembalasan

Ia pun lantas menceritakan pengalamannya dimana dulunya Denny Siregar pernah menembak cewek tapi ditolak.

"Gua dulu nembak sekali, ditolak seribu kali," ungkapnya dengan guyonan.

Teroris perempuan berjilbab Zakiah Aini
Teroris perempuan berjilbab Zakiah Aini

Denny Siregar juga mengungkapkan pendapatnya soal pelaku penyerang Mabes Polri yang berjenis kelamin perempuan tersebut.

Ia menyinggung perihal usia di mana sang pelaku yakni Zakiah Aini disebutkan merupakan perempuan kelahiran tahun 1995.

"Cewe. Kelahiran tahun 1995 berarti usia 26 tahun," kata Denny Siregar.

Baca Juga:Pengamat Sebut Teror Makassar dan Mabes Polri Memiliki Pola yang Sama

Ia pun menyayangkan aksi teror yang dilakukan Zakiah Aini. Sebab, menurut Denny Siregar, usia perempuan itu masih tergolong muda.

"Sayang. Masih muda udah goblok," ujarnya.

Pesan terselubung

Ada pesan terselubung Zakiah Aini, terduga teroris perempuan, untuk kaum lelaki. Seolah, Zakiah Aini berpesan kaum lelaki jangan mau kalah lakukan jihad.

Hal itu dikatakan mantan napi teroris, Sofyan Tsauri. Sofyan mengatakan pola menggunakan perempuan dalam aksi terorisme belakangan ini adalah hal baru dan menarik. Sofyan menilai Zakiah Aini merupakan bagian dari jaringan kelompok JAD.

“Untuk pertama kalinya Mabes polri jadi sasaran, menariknya apalagi ini perempuan. Kenapa? Pesan mereka kenapa perempuan, ini untuk memicu kaum laki kelompok ini untuk lakukan hal yang sama,” jelas Sofyan, Kamis (1/4/2021).

Dia mengatakan Zakiah Aini beraksi supaya untuk membuat kaum laki-laki kelompok teroris jangan mau kalah.

“Ini akan membuat malu kelompok laki-laki, menginspirasi memotivasi laki-laki kelompok ini (untuk) maju. Ada pesan moral meski ini perbuatan nggak bagus ya, mereka (teroris perempuan) akan mentahrif (mengganti) kaum laki-laki (dalam aksi terorisme)” tutur Sofyan.

Pistol yang diduga digunakan Zakiah Aini, pelaku penyerang Mabes Polri, beredar di media sosial, Rabu (31/3/2021). [Ist]
Pistol yang diduga digunakan Zakiah Aini, pelaku penyerang Mabes Polri, beredar di media sosial, Rabu (31/3/2021). [Ist]

Kantor polisi harus waspada

Ketua Centra Initiative dan peneliti Imparsial Al Araf menyarankan kepada Kepolisian RI untuk memperketat sistem pencegahan dan pengawasan di seluruh kantor polisi setelah terjadi penyerangan di Markas Besar Kepolisian RI.

"Serangan yang terjadi di Makassar dan Jakarta menunjukkan kelompok teroris masih memiliki jejaring untuk terus melakukan perlawanan dengan aksi bom bunuh diri, penembakan, dan lainnya," kata Al Araf.

Selain memperketat pengamanan di seluruh kantor polisi, Al Araf mengatakan upaya mengungkap kasus untuk membongkar sel-sel teroris yang ada di Indonesia juga menjadi suatu hal yang penting.

Dari sisi regulasi, Al Araf menyarankan agar Pemerintah dan DPR segera melakukan pembahasan peraturan perundang-undangan tentang peredaran senjata api dan bahan peledak.

"Undang-undang yang ada saat ini masih mengacu pada aturan pada masa Orde Lama, sehingga sudah tidak kontekstual dengan kondisi saat ini. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sudah membuat drafnya, tinggal diajukan ke DPR," ujarnya pula.

Terkait dengan penyerangan di Mabes Polri, Al Araf mengatakan serangan yang dilakukan hanya sasaran antara karena pada dasarnya aksi teror dilakukan untuk membuat ketakutan yang meluas di kalangan masyarakat.

"Serangan ke Mabes Polri ingin memberikan pesan bahwa markas besar polisi bisa mereka serang untuk menimbulkan ketakutan publik," katanya.

Dalam konteks tersebut, Al Araf mengatakan masyarakat jangan terbawa pada tujuan kelompok teroris dengan merasa takut. Kelompok teroris harus dilawan dengan tidak merasa takut yang berlebihan.

"Bila publik takut, berarti tujuan mereka menciptakan ketakutan berhasil," ujarnya lagi.

Sebelumnya, terjadi penyerangan terhadap Mabes Polri di Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan pada Rabu sore oleh seseorang bersenjata api. Pelaku seorang perempuan kemudian dilumpuhkan polisi dengan tembakan hingga tewas.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini