SuaraJakarta.id - Sejumlah sekolah di Jakarta kembali dibuka untuk belajar tatap muka pada Rabu (7/4/2021) hari ini, salah satunya di SDN 03 Palmerah, Jakarta Barat.
Kepala Sekolah SDN 3 Palmerah, Etty Haryati mengatakan, pihaknya sudah mempersiapkan seluruh sarana prasarana protokol kesehatan dan mendapatkan izin orang tua sehingga lolos asesmen dari Dinas Pendidikan DKI untuk buka hari ini.
"Insya Allah sudah siap semuanya, pertama kita adakan pertemuan zoom dulu minta izin dengan orang tua, setelah itu guru-guru bantu nyiapin semua untuk sarana prasarananya," kata Etty di SDN 3 Palmerah, Jakbar, Rabu (7/4/2021).
Dia menyebut dalam pertemuan online itu, ada sebagian orang tua yang belum mau anaknya sekolah tatap muka karena masih takut Covid-19, namun mayoritas orang tua setuju.
Baca Juga:Hari Pertama Sekolah di SD 07 Ciracas, Ada Ortu Larang Anaknya Masuk
"Yang setuju orang tua kelas 5 dan 6 semua, kelas 4 yang masih agak rawan, agak takut, karena ada yang ortunya dagang itu takut, siapa yang mau anter katanya, jadi lebih baik di rumah saja," jelasnya.
Di sisi lain, para guru di SDN 3 Palmerah, kata Etty sangat antusias menyambut kembali siswa di ruang kelas, semua guru juga sudah divaksin.
"Semangat semua, guru-gurunya tidak takut, Alhamdulillah, karena rumahnya juga jauh-jauh gurunya, gurunya sudah divaksin semua sampai penjaga sekolah pun sudah," tegasnya.
Diketahui, mulai hari ini Pemprov DKI Jakarta melakukan uji coba pembukaan sekolah tatap muka dengan prokes ketat di 85 sekolah negeri dan swasta di Ibu Kota.
Jumlah tersebut merupakan hasil asesmen kesiapan prokes sekolah tatap muka dari Dinas Pendidikan DKI Jakarta melalui asesmen tahap 1 dan 2 dari 100 sekolah yang dilakukan asesmen.
Baca Juga:Suasana Hari Pertama Masuk Sekolah di Jakarta, Siswa dan Orang Tua Antusias
Selama uji coba, kegiatan pembelajaran hanya dilakukan selama satu kali dalam satu minggu untuk setiap jenjang pendidikan, setelah itu kembali belajar dari rumah sebab gedung sekolah disterilisasi.
Siswa yang diperbolehkan mengikuti uji coba adalah siswa mulai dari kelas 4 SD hingga 12 SMA/SMK, jumlah siswa dibatasi maksimal 50 persen per kelas dengan pengaturan jarak 1,5 meter.
Sementara materi yang diajarkan diprioritaskan untuk mata pelajaran yang esensial dengan durasi pelajaran selama 3 - 4 jam.
Kegiatan ekstrakurikuler dan olahraga, serta ruang perpustakaan dan area kantin juga belum dimulai.
Adapun 85 sekolah tersebut antara lain; satu sekolah di Kepulauan Seribu, 25 sekolah di Jakarta Selatan, 25 sekolah di Jakarta Timur, 18 sekolah di Jakarta Barat, 6 sekolah di Jakarta Utara.