"Nah, Perda ini mempersekusi mereka.Dari berbagai kajian, memang Perda-Perda diskriminatif selalu menjadikan perempuan sebagai korban," tandas Eko Kuntadhi.
Lebih lanjut, Eko menekankan bahwa baginya, larangan warung nasi buka siang hari saat Ramadhan adalah peraturan yang diskriminatif dan lucu.
"Padahal ini Indonesia, negara demokrasi yang mengakui hak semua warga negara. Ini Indonesia, bukan negeri Taliban. Dan Serang ada di Indonesia bukan di Afganistan" tegas Eko Kuntadhi.
![Pegiat media sosial Eko Kuntadhi. [YouTube/Cokro TV]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/04/16/77263-eko-kuntadhi.jpg)
Ditinjau Ulang
Baca Juga:Kemenag Minta Larangan Warung Nasi Buka Siang saat Ramadhan Ditinjau Ulang
Sebelumnya, Kementerian Agama (Kemenag) juga meminta kebijakan terkait larangan warung nasi buka siang hari saat Ramadhan ditinjau ulang.
Juru Bicara Kemenag Abdul Rochman meminta kepada otoritas setempat untuk mengkaji ulang larangan warung nasi dan sejenisnya buka pada siang hari selama Ramadhan.
Sebab, kata dia, yang mesti dikedepankan yakni sikap saling menghormati dan menghargai baik bagi mereka yang berpuasa maupun tidak berpuasa.
"Saya harap ini bisa ditinjau ulang. Semua pihak harus bisa mengedepankan sikap saling menghormati," ujarnya dilansir dari Antara, Jumat (16/4/2021).
"Bagi mereka yang tidak berpuasa, diharapkan juga bisa menghormati yang sedang menjalankan ibadah puasa. Sebaliknya, mereka yang berpuasa agar bisa menahan diri dan tetap bersabar dalam menjalani ibadah puasanya," sambungnya.
Baca Juga:Pemkot Serang Larang Restoran Buka Siang Hari, Kemenag: Berlebihan
![Anggota Satpol PP menegur pemilik warung nasi yang buka siang hari saat Ramadhan di Ciceri, Serang, Banten, Kamis (14/5/2020). [ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/04/16/13961-warung-makan-buka-saat-siang-hari-di-serang.jpg)
Kebijakan Berlebihan