Sejarah Habib Masuk Jakarta Hingga Ramai Perkumpulan Majelis

Perkembangan habib di Jakarta tak terlepas dari sejarah habib masuk Jakarta atau Indonesia dengan jalan damai.

Pebriansyah Ariefana
Selasa, 01 Juni 2021 | 07:50 WIB
Sejarah Habib Masuk Jakarta Hingga Ramai Perkumpulan Majelis
Jutaan umat muslim mengikuti melakukan zikir dan doa bersama di kawasan Monas, Jakarta, Jumat (2/12). (Antara)

SuaraJakarta.id - Sejarah habib masuk Jakarta. Habib atau keturunan Nabi Muhammad menjadi bagian dari penduduk Jakarta yang sangat dihormati dan mempunyai banyak massa.

Perkembangan habib di Jakarta tak terlepas dari sejarah habib masuk Jakarta atau Indonesia dengan jalan damai.

Habib ditujukan sebagai gelar kehormatan yang ditujukan kepada para keturunan Nabi Muhammad.

Menurut Tiar, pengajar di Universitas Padjajaran bahwa asal mula keturunan Nabi Muhammad di Indonesia diawali oleh migrasi keturunan cucu Nabi, yaitu Husein dari kawasan Hadramaut di Yaman, bernama Alawi.

Baca Juga:Tak Terima Rizieq Divonis 8 Bulan Bui dan Denda Rp20 Juta, Jaksa Ajukan Banding

Keturunan nabi dari jalur ini disebut Alawiyin, yang biasanya disebut sebagai Habib, dengan gelar resmi Sayyid atau untuk perempuan adalah Sayyidah.

Presiden Joko Widodo (ketiga kiri) didampingi Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (ketiga kanan) Ketua DPD Oesman Sapta (ketiga kanan belakang), Ketua Dewan Pembina Majelis Dzikir Hubbul Wathon KH Ma'ruf Amin (kiri), Tokoh NU, KH Maimun Zubair dan Ketua Umum PPP Romahurmuziy berdoa ketika menghadiri Zikir Kebangsaan dan Rakernas I Majelis Zikir Hubbul Wathon di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Rabu (21/2).
Presiden Joko Widodo (ketiga kiri) didampingi Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (ketiga kanan) Ketua DPD Oesman Sapta (ketiga kanan belakang), Ketua Dewan Pembina Majelis Dzikir Hubbul Wathon KH Ma'ruf Amin (kiri), Tokoh NU, KH Maimun Zubair dan Ketua Umum PPP Romahurmuziy berdoa ketika menghadiri Zikir Kebangsaan dan Rakernas I Majelis Zikir Hubbul Wathon di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Rabu (21/2).

Tentang masukknya ke Indonesia, Azyumardi Azra berpendapat bahwa masukknya Habib ke Indonesia diduga berawal dari penyiaran dakwah damai Alawiyin serta pendekatan inklusif terhadap kepercayaan dan budaya lokal oleh para Habib pedagang dari Hadramaut.

Sedikit demi sedikit digeser, sehingga tidak terjadi peperangan termasuk kepasa para kesultanan.

Tersebarlah Islam di Nusantara tanpa pertumpahan darah. Dengan perkembangan ini keturunan keturunan berasimilasi dengan penduduk setempat.

Di Indonesia kalangan Alawiyin mendirikan organisasi bernama Rabithah Alawiyah yang tugasnya mencatat nasab atau silsilah keturunan Nabi.

Baca Juga:PA 212 Minta Jokowi Dipenjara, Buntut Vonis Habib Rizieq

Organisasi ini telah berdiri sejak 1928, yang saat ini berada dibawah kepengurusan Habib Zein bin Umar bin Smith. Tujuan awal perkumpulan ini adalah berusaha untuk memajkan bangsa Arab Hadrami, menguatkan tali persaudaraan antara golongan sayyid dan orang arab Hadrami lainnya, mendidik piatu, dan beberapa poin penting lainnya.

Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menghadiri acara Tabligh Akbar sekaligus perayaan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW, yang digalang Majelis Rasulullah SAW di Masjid Istiqlal, Senin (24/4/2017) malam. [Suara.com/Bagus Santosa]
Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menghadiri acara Tabligh Akbar sekaligus perayaan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW, yang digalang Majelis Rasulullah SAW di Masjid Istiqlal, Senin (24/4/2017) malam. [Suara.com/Bagus Santosa]

Untuk mewujudkan tujuan tujuan tersebut, dibangun sekolah sekolah meskipun diketahui golongan Sayyid telah memiliki sekolah yaitu Jamiet Kheir, dan melihat tidak ada halangan untuk membangun sekolah-sekolah lainnya meskipun masih dalam wacana.

Kabar pendirian ini terdengar hingga ke Hadramaut, kemudian mendapatkan respon positif disana.

Hal tersebut dimuat di koran Hadramaut edisi 131 tanggal 23 Jumada Al-khirah 1346 Hijriah atau 17 Desember 1927 M. Dan baru disahkan pemerintah Hindia Belanda tanggal 27 Desember 1928 M di depan wakil notaris A.H. van Ophuijsen.

Sumber: Ganaislamika.com, VOA, Rabithahalawiyah.id.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak