SuaraJakarta.id - Warga Perumahan Pondok Maharta menagih janji Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie menuntaskan masalah banjir dengan pembuatan tandon. Pasalnya, pembuatan tandon tak kunjung terealisasi.
Diketahui, Perumahan Pondok Maharta yang ada di Kelurahan Pondok Kacang Timur, Kecamatan Pondok Aren, merupakan salah satu titik rawan banjir setiap musim penghujan.
Banjir tersebut disebabkan air kali yang berada di perumahan tersebut meluap dengan debit air cukup tinggi, kiriman dari wilayah Pamulang dan Ciputat.
Ketua RW 9, Sugiono mengatakan, untuk mengatasi banjir saat ini aliran kali yang ada di Pondok Maharta tengah dilakukan pengerukan menggunakan alat berat ekskavator.
Baca Juga:Detik-Detik Menegangkan Penangkapan Residivis di Tangsel: Keluarga Hadang Pakai Golok
Tetapi menurutnya, pengerukan itu tak efektif. Lantaran meski sudah dikeruk, Pondok Maharta tetap kebanjiran setelah diguyur hujan deras beberapa hari lalu.
"Pengerukan ini sedikit sekali mengurangi banjir, saya kira di bawah 5 persen karena derasnya air dari atas yang masuk ke Maharta debitnya lebih banyak. Karena air kali itu dari Tol Bintaro, dari Pamulang, itu masuk ke sini semua. Nggak mungkin nampung. Dikeruk sedalam apapun nggak akan bisa nampung air," kata Sugiono kepada SuaraJakarta.id.
Sugiono menuturkan, sebelumnya pihaknya telah meminta pembuatan tandon untuk mengatasi banjir. Bahkan pihaknya sudah melakukan audiensi dengan Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie pada 22 Juni 2021 lalu.
Hasilnya, dalam pertemuan itu Benyamin menyetujui pembuatan tandon segera dilakukan sebelum masuk musim penghujan. Namun hingga saat ini belum ada tanda-tanda untuk memulai pembuatan tandon air selain hanya pengerukan dasar kali.
"Sebenarnya sudah terlambat. Waktu itu kita pernah audiensi dengan Pak Wali pada 22 Juni rapat tiga RW Pondok Maharta. Dan disepakati bahwa jadwalnya harusnya sudah berjalan. Tapi sekarang ini ternyata terlambat, nggak tahu ada apa ini," papar Sugiono.
Baca Juga:Pilu! Bocah Tangsel Tewas Tenggelam di Kubangan Proyek Tol Serpong-Balaraja
"Kan untuk jangka pendek memang ada pengerukan dan mau dibuatkan penampung air sementara, kelihatan sekarang belum terealisasi. Sekarang musim hujan lagi, penanganannya nggak serius gini, repot kita. Kita sudah koordinasi dengan Pak Wali dan menyanggupi bahkan sudah ditandatangani persetujuan dari tiga RW untuk membuat tandon," sambung Sugiono.
Lebih lanjut, Sugiono menyebut, pembuatan tandon untuk mengatasi banjir juga menjadi salah satu progran yang digemborkan Benyamin saat kampanye Pilkada Tangsel 2019 silam. Sugiono, sebagai tim sukses memperjuangkan program tersebut.
"Kita membantu beliau itu tujuannya untuk segera (persoalan banjir) ditangani. Saya pikir ini cukup terlambat, nggak tahu sampai di mana. Sudah dianggarkan atau belum," ungkapnya.
Sugiono yang sudah menjabat sebagai RW selama 12 tahun menerangkan, sebelumnya warga Pondok Maharta dibuat resah dengan rencana Wali Kota Tangsel berencana merelokasi seluruh warga yang terdampak banjir di perumahan tersebut.
Program tersebut dinilai tak tepat, lantaran akan menambah masalah baru. Melakukan relokasi, kata Sugiono, tentu membutuhkan modal cukup besar yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk membayar ganti untung warga yang direlokasi.
Rencana itu kemudian batal dan disetujui pembuatan tandon. Bahkan, untuk pembuatan tandon, Pemkot Tangsel sudah mendapat lahan dari PT Jaya Real Property sebagai pengembang besar di sana. Lahan yang disiapkan pembuatan tandon itu sekira 9 ribu meter.
"Relokasi itu kan butuh dana yang triliunan, tapi kalo tandon itu sekian miliar lah. Ada pilihan lebih hemat dengan membuat tandon apalagi lahannya sudah diberikan dari pengembang," bebernya.
Kini, dia dan pengurus RW setempat sedang mencari tahu apa penyebab pembangunan tendon belum juga terealisasi. Seiring dengan itu, warga Pondok Maharta harus was-was lantaran saat ini hampir setiap hari hujan turun cukup deras. Beberapa waktu lalu, bahkan sempat banjir hingga 50 sentimeter.
Kontributor : Wivy Hikmatullah