SuaraJakarta.id - Tahun Baru 2022 baru memasuki hari kedua. Namun hari itu menjadi momen kelam yang tak terlupakan bagi Suci—bukan nama sebenarnya. Diusia yang baru 12 tahun, bocah asal Kota Tangerang Selatan (Tangsel) itu nyaris jadi korban percobaan penculikan dan pencabulan oleh pria pengangguran berinisial DFR (22).
Meski usianya tergolong masih bocah, tapi kepintaran dan keberaniannya patut diacungi jempol. Suci berhasil menyelamatkan dirinya sendiri dari tindak kriminal percobaan penculikan dan pelecehan seksual yang dilakukan DFR pada, Minggu (2/1/2022).
Dia nekat melompat dari atas motor pelaku yang membawanya hingga ke kawasan Gunung Sindur, Bogor, meskipun harus rela menahan sakit akibat luka di tangan dan kaki yang dideritanya.
Nestapa bocah di Tangsel itu bermula saat hari jelang sore, Suci yang tengah asyik bermain bersama teman-temannya yang tak jauh dari rumahnya di kawasan Kecamatan Setu, Tangsel, tetiba dihampiri seorang pria yang mengendarai motor matic. Saat itu, pelaku berpura-pura menanyakan alamat Pasar Kita Pamulang kepada korban.
Korban yang masih lugu dan tak tahu alamat itu, menyarankan DFR memakai Google Maps. Namun pelaku memaksa Suci untuk ikut mengantarnya dengan cara menarik tangan korban.
"Awalnya korban menolak, tapi dipaksa. Tangannya ditarik untuk ikut naik motor mengantar ke alamat tersebut," kata Dudi (35), paman korban ditemui di kediamannya, Sabtu (15/1/2022).
Dengan terpaksa korban pun ikut dibonceng. Untuk melancarkan aksi kejinya, pelaku melakukan tipu daya dengan mengiming-imingi uang Rp 5 ribu kepada korban.
Arah jalan yang dilalui pelaku sangat jauh dari tujuan awal ke Pasar Kita Pamulang. Bahkan, pelaku membawa korban melewati jalan perkampungan hingga sampailah mereka di Kampung Pabuaran, Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat.
"Saat perjalanan itu korban sudah sadar bahwa dirinya akan diculik. Korban nangis di jalan, kemudian dapat ancaman verbal dari pelaku akan dilukai dengan pisau," terang Dudi.
Baca Juga:Marak Kasus Pelecehan Seksual, Sonya Fatmala: Orang Normal Tak Mungkin Bertindak Sekeji Itu
Sesampainya di kawasan Gunung Sindur, pelaku membawa korban ke area kebun dan tampak sepi. Saat itu pelaku melewati jalan rusak sehingga korban meminta pelaku pelan-pelan mengendarai motornya.
Kecerdasan dan keberanian korban pun muncul memanfaatkan situasi itu untuk kabur. Dia nekat melompat dari atas motor setelah melihat di area sekitarnya ada banyak orang yang tengah bermain sepakbola.
"Jadi pelaku bawa korban ke lingkungan yang sekitarnya hutan. Pas di jalan persimpangan, korban melihat banyak warga yang main bola. Di situ lah dia nekat melompat dari motor dan minta tolong. Warga yang melihat langsung menghampiri korban. Pelaku yang sempat menolong korban, kemudian kabur dikejar warga," paparnya.
Akibat melompat dari motor, korban mengalami luka di bagian lengan dan kakinya kemudian mendapat pertolongan medis dari warga sekitar. Pihak RW setempat kemudian menghubungi keluarga korban.
Saat itu, Dudi dan orangtua korban yang mendapati kabar soal penculikan Suci sempat tak percaya begitu saja. Semula mereka menduga informasi itu sebagai modus penipuan.
Dudi pun memeriksa lokasi tempat Suci bermain bersama teman-temannya. Sontak Dudi terkejut lantaran tak menemukan Suci. Ditambah informasi dari temannya Suci bahwa keponakannya itu dibawa oleh orang tak dikenal.
"Akhirnya kita minta pihak RW video call, ternyata benar. Kita semua langsung buru-buru jemput ke lokasi. Alhamdulillah, korban ditolong sama warga, lukanya sempat diobati dan diurut," ungkap Dudi.
Sejak saat itu hingga saat ini, Dudi mengaku masih tak percaya bahwa keponakannya menjadi korban sasaran penculikan. Menurutnya, melihat lokasi tempat korban dibawa, diduga kuat pelaku memang berniat cabul.
"Lokasinya sepi, pohon-pohonan semua. Emang niatnya mau berbuat cabul mungkin," katanya.
Usai menjemput korban, Dudi dan keluarga tak langsung melapor kejadian tersebut ke kepolisian. Pasalnya, mereka ingin fokus pada penanganan trauma dan konseling psikilogis bagi korban.
Mereka kemudian mendatangi UPTD P2TP2A untuk meminta bantuan konseling dan pemulihan psikologis bagi korban. Hal itu lantaran korban mengalami trauma berat menjadi pelamun, murung dan takut jika ditinggal seorang diri.
"Di awal-awal korban masih trauma, bengong, takut kalau sendirian dan nggak berani main ke luar. Tapi setelah beberapa hari konsultasi pskilogis, Alhamdulillah membaik sudah mau sekolah juga," katanya seraya bersyukur.
Kejadian itu menjadi pengalaman berharga bagi Dudi dan keluarganya untuk tetap waspada. Meski lingkungan rumahnya termasuk lingkungan yang aman dari tindak kejahatan, tapi harus tetap waspada menjaga keamanan diri dan keluarga dari tindak kriminal yang muncul karena adanya kesempatan.
"Sebetulnya lingkungan di sini aman dan ramah anak. Kalau adapun biasanya pencurian motor. Tapi enggak sangka bakal terjadi peristiwa ini. Ini jadi peringatan buat kita semua untuk tetap waspada menjaga keselamatan anak-anak kita," tekannya.
Kini pelaku penculikan dan dugaan pencabulan itu telah diringkus kepolisian pada Jumat (14/1/2022) dini hari dan meringkuk di ruang tahanan Polres Tangerang Selatan.
Pelaku diringkus di kediaman orangtuanya di Lengkong Wetan, Serpong, Tangsel. Pelaku diancam dengan pasal hukuman berlapis dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.
Kontributor : Wivy Hikmatullah